Potret aktivitas penambangan nikel di Raja Ampat yang memicu kemarahan publik karena merusak alam. (Sumber: Instagram/@jagatsemesta)

Nasional

PT Gag Nikel Klaim Penambangan di Raja Ampat Ramah Lingkungan, Ini Katanya

Sabtu 07 Jun 2025, 11:05 WIB

POSKOTA.CO.ID - PT Gag Nikel menegaskan bahwa aktivitas pertambangannya di Raja Ampat, Papua Barat Daya, dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan.

Perusahaan ini mengklaim telah menjalin koordinasi intensif dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan untuk memastikan pengawasan ketat terhadap operasional tambang.

Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam menjalankan industri ekstraktif yang bertanggung jawab.

Arya Arditya, perwakilan PT Gag Nikel, menyatakan bahwa pihaknya tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada upaya pemulihan ekosistem di sekitar lokasi tambang nikel.

Baca Juga: Benarkah Laut Raja Ampat Kini Berwarna Cokelat? Ini Kesaksian Warga Pulau Gag yang Viral

Berbagai program rehabilitasi dan konservasi telah dijalankan untuk meminimalisir dampak lingkungan. “Operasi PT Gag Nikel di Raja Ampat menjadi bukti bahwa tambang dan konservasi bisa berjalan beriringan dengan prinsip tanggung jawab,” tegas Arya.

Namun, klaim perusahaan ini berbanding terbalik dengan temuan Greenpeace Indonesia, yang melaporkan bahwa aktivitas pertambangan justru berlangsung di pulau-pulau kecil yang seharusnya dilindungi.

Lembaga lingkungan tersebut mendesak pemerintah untuk mengevaluasi izin operasi PT Gag Nikel, mengingat Raja Ampat merupakan kawasan dengan keanekaragaman hayati tinggi yang telah ditetapkan UNESCO sebagai global geopark.

Program Keberlanjutan yang Diunggulkan

Arya memaparkan sejumlah inisiatif lingkungan yang telah dilakukan PT Gag Nikel, antara lain:

  1. Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 666,6 hektare, dengan 231,1 hektare tanaman berhasil tumbuh dan diserahkan. Sebanyak 150 hektare masih dalam proses penilaian, sementara 285 hektare lainnya dalam tahap perawatan hingga Desember 2024.
  2. Reklamasi Area Tambang mencakup 136,72 hektare (per April 2025), dengan penanaman lebih dari 350.000 pohon, termasuk 70.000 pohon endemik dan lokal untuk pemulihan ekosistem.
  3. Konservasi Terumbu Karang melalui transplantasi seluas 1.000 m² di pesisir Raja Ampat.
  4. Pemantauan Kualitas Lingkungan menunjukkan hasil positif sepanjang 2024. Kadar polutan seperti SO₂, NO₂, PM₁₀, dan PM₂.₅ di area tambang tetap di bawah ambang batas. Parameter air limbah juga memenuhi baku mutu, dengan pH stabil (7–8) dan kadar Chromium VI hanya 0,03–0,07 mg/L (batas maksimal 0,1 mg/L). Tingkat kebisingan di semua lokasi pemantauan tidak melebihi 70 dBA.

“Operasi PT Gag Nikel di Raja Ampat menjadi bukti bahwa tambang dan konservasi bisa berjalan beriringan dengan prinsip tanggung jawab,” tegas Arya.

Baca Juga: Siapa Pemilik PT GAG Nikel dan Kawei Sejahtera Mining? Proyek Tambang yang Mengancam Raja Ampat

Sorotan Greenpeace dan Status Raja Ampat

Di sisi lain, Greenpeace Indonesia melaporkan adanya aktivitas pertambangan nikel di pulau-pulau kecil Raja Ampat, termasuk Pulau Gag, Kawe, dan Manuran.

Organisasi ini menggalang petisi mendesak pemerintah mengevaluasi izin tambang, mengingat ketiga pulau tersebut termasuk kategori yang dilindungi berdasarkan UU No. 1/2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Raja Ampat sendiri merupakan destinasi wisata unggulan dengan 610 pulau, termasuk empat pulau utama, Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool.

Kawasan ini ditetapkan UNESCO sebagai global geopark dan dikenal sebagai bagian dari Segitiga Karang Dunia.

Baca Juga: Fakta Mencengangkan Kerusakan Raja Ampat oleh 4 Perusahaan Tambang Nikel

Tantangan Harmonisasi Industri dan Lingkungan

Klaim PT Gag Nikel tentang praktik berkelanjutan berhadapan dengan kritik dari pegiat lingkungan.

Greenpeace menilai eksploitasi tambang di kawasan sensitif seperti Raja Ampat berisiko merusak keanekaragaman hayati, meski perusahaan menjamin pemantauan ketat.

Pemerintah diharapkan dapat meninjau ulang kebijakan pertambangan di wilayah pesisir, terutama di kawasan yang memiliki nilai ekologis tinggi seperti Raja Ampat.

Sementara itu, PT Gag Nikel terus mempromosikan upaya rehabilitasi dan konservasi sebagai bagian dari operasi mereka.

Tags:
tambang nikelnikelPapua Barat DayaRaja AmpatPT Gag Nikel

Aldi Harlanda Irawan

Reporter

Aldi Harlanda Irawan

Editor