Alasan Utama Pentingnya Need Assessment dalam Bimbingan Konseling Menurut PPG (Sumber: Dok/PPG 2025)

Nasional

Mengapa Need Assessment Wajib Dilakukan dalam Layanan BK? Ini Jawaban Resmi PPG

Sabtu 07 Jun 2025, 12:30 WIB

POSKOTA.CO.ID - Dalam praktik pendidikan modern, orientasi terhadap kebutuhan siswa menjadi titik tumpu dalam penyusunan program pembelajaran maupun bimbingan.

Terlebih dalam lingkup Bimbingan dan Konseling (BK), memahami kondisi peserta didik secara menyeluruh bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan kebutuhan mutlak.

Di sinilah need assessment atau asesmen kebutuhan mengambil peran strategis sebagai metode sistematis untuk mengidentifikasi dan memahami kebutuhan siswa secara objektif.

Baca Juga: Sorotan Tajam Terhadap Tambang Nikel di Raja Ampat, Ditemukan Pelanggaran Lingkungan Serius

Apa Itu Need Assessment?

Need assessment adalah proses sistematik untuk mengidentifikasi kebutuhan, masalah, dan potensi peserta didik melalui pengumpulan serta analisis data secara komprehensif. Dalam ranah BK, proses ini dilaksanakan oleh guru BK atau konselor guna memperoleh pemahaman menyeluruh mengenai situasi aktual siswa. Informasi yang dihimpun digunakan sebagai dasar dalam merancang program layanan yang tepat sasaran.

Menurut jurnal.ikipsiliwangi.ac.id, asesmen ini bukan sekadar pengumpulan data semata, tetapi merupakan proses reflektif yang menyelaraskan antara tujuan pendidikan dengan kondisi aktual peserta didik. Dengan demikian, layanan yang diberikan tidak bersifat generik, melainkan kontekstual dan responsif terhadap kebutuhan individual maupun kelompok.

Mengapa Need Assessment Penting dalam BK dan PPG?

1. Penyusunan Layanan Berdasarkan Data Nyata

Tanpa asesmen kebutuhan, program layanan berisiko didasarkan pada asumsi atau persepsi sepihak dari pendidik. Hal ini dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara layanan dan kebutuhan siswa. Melalui asesmen, guru BK dapat menyusun program berdasarkan data faktual, sehingga lebih relevan dan aplikatif.

2. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi

Dengan memetakan prioritas kebutuhan siswa, asesmen membantu guru dalam menyusun program yang tidak hanya efektif dari sisi capaian, tetapi juga efisien dalam penggunaan waktu, tenaga, dan sumber daya. Seperti disampaikan dalam slideshare.net, pendekatan berbasis data terbukti lebih akurat dibanding pendekatan intuitif.

3. Deteksi Dini Permasalahan

Salah satu keunggulan utama dari asesmen kebutuhan adalah kemampuan deteksi dini terhadap permasalahan siswa. Misalnya, perubahan perilaku, kecemasan akademik, atau konflik sosial dapat dikenali lebih awal sehingga intervensi bisa segera dilakukan sebelum masalah berkembang lebih kompleks.

4. Dasar Pengambilan Keputusan Intervensi

Asesmen menyediakan landasan objektif dalam pengambilan keputusan konseling, baik dalam memilih strategi pendekatan, metode asesmen lanjutan, maupun keterlibatan pihak-pihak lain seperti wali kelas, guru mata pelajaran, dan orang tua.

Bagaimana Need Assessment Dilakukan?

Pelaksanaan asesmen kebutuhan dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan dan instrumen. Beberapa metode yang lazim digunakan dalam lingkungan sekolah antara lain:

a. Observasi Langsung

Guru BK mengamati perilaku peserta didik di dalam kelas maupun lingkungan sekolah untuk mengidentifikasi perubahan perilaku, pola interaksi sosial, atau tanda-tanda tekanan psikologis.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap siswa, guru lain, maupun orang tua guna memperoleh informasi langsung tentang kondisi peserta didik. Metode ini memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap faktor penyebab dan dinamika masalah yang dihadapi.

c. Angket atau Kuesioner

Merupakan metode yang efektif dalam menjaring data dari banyak responden secara efisien. Digunakan untuk memetakan kebutuhan umum dalam skala kelas atau angkatan.

d. Tes Psikologis

Jika tersedia, instrumen ini dapat memberikan gambaran objektif mengenai aspek kepribadian, kecerdasan, minat, dan kemampuan siswa. Tes ini membantu pendidik memahami siswa secara lebih mendalam.

Menurut studocu.com dan ejournal.undhari.ac.id, kombinasi dari beberapa metode di atas akan menghasilkan data yang lebih akurat dan komprehensif, sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan BK.

Baca Juga: Viral Willie Salim Kurban 3 Ekor Unta di Idul Adha 1446 H, Harganya Fantastis!

Tantangan dalam Implementasi Need Assessment

Pelaksanaan asesmen kebutuhan di sekolah bukan tanpa kendala. Berikut beberapa hambatan yang umum ditemukan, sebagaimana dirangkum dari cdn-gbelajar.simpkb.id dan sman15tanjabbarat.sch.id:

1. Terbatasnya Waktu dan Sumber Daya

Guru BK seringkali dibebani tugas administratif atau menangani jumlah siswa yang besar, sehingga asesmen mendalam sulit dilakukan secara berkala.

2. Kurangnya Kompetensi Teknis

Tidak semua guru BK memiliki pelatihan formal atau kemampuan teknis dalam merancang serta menginterpretasi instrumen asesmen secara profesional.

3. Minimnya Partisipasi Siswa

Beberapa siswa cenderung tertutup atau tidak menyadari kebutuhan psikologis mereka sendiri, sehingga enggan memberikan informasi secara terbuka.

Namun demikian, tantangan ini dapat diminimalkan dengan strategi-strategi sebagai berikut:

Need Assessment sebagai Bagian Integral dari PPG

Dalam konteks Pendidikan Profesi Guru (PPG), penguasaan asesmen kebutuhan menjadi salah satu kompetensi dasar yang wajib dimiliki calon guru. Tidak hanya sebagai materi konseptual, pemahaman ini harus diaplikasikan dalam praktik penyusunan layanan BK yang kontekstual dan berdasarkan realita lapangan.

PPG mendorong guru untuk tidak hanya menjadi fasilitator pembelajaran, tetapi juga pendamping perkembangan siswa yang adaptif terhadap perubahan sosial dan psikologis peserta didik.

Tags:
PPG 2025Tantangan guru BKEfektivitas layanan BKTeknik asesmen siswaProgram BK berbasis dataPendidikan Profesi GuruBimbingan dan KonselingAsesmen kebutuhanNeed assessment

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor