POSKOTA.CO.ID – Pertemuan antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menandai babak baru dalam konsolidasi politik nasional.
Langkah ini dinilai oleh pengamat politik Rocky Gerung sebagai tahap akhir dalam memperkuat fondasi pemerintahan Prabowo menjelang masa jabatannya.
“Prabowo sudah memastikan bahwa tahap ini adalah tahap terakhir konsolidasi politik presiden,” ujar Rocky Gerung dalam diskusi bersama jurnalis senior Hersubeno Arief, dikutip oleh Poskota dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu, 7 Juni 2025.
Ia menambahkan bahwa konsolidasi ini menjadi penting karena “masih ada bisik-bisik dan kecerewetan masyarakat sipil yang menganggap bahwa tidak pantas sebetulnya Gibran mengarah ke 2029,”
Baca Juga: Brawijaya, Sapi Kurban Prabowo 1,25 Ton Disembelih di Istiqlal
Pertemuan yang dimaksud berlangsung dalam beberapa gelombang, dimulai dari momen Hari Lahir Pancasila 1 Juni, diikuti dengan pertemuan lanjutan antara elite PDIP dan Gerindra.
Sosok seperti Ahmad Muzani, Sufmi Dasco Ahmad, hingga Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, ikut dalam komunikasi politik tersebut. Dari pihak PDIP, hadir pula Puan Maharani dan Yasonna Laoly.
Rocky menekankan bahwa pertemuan itu juga bisa menjadi sinyal untuk dua isu besar, kemungkinan masuknya PDIP ke dalam pemerintahan dan isu pemakzulan terhadap Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, yang terus digaungkan oleh sebagian kalangan purnawirawan dan masyarakat sipil.
“Pertama adalah kepastian apakah PDIP akan bergabung dengan Gerindra. Yang kedua adalah kemungkinan secara sosiologis atau bahkan secara konstitusional untuk memakzulkan Gibran,” kata Rocky.
Rocky menyebut, langkah terbuka ini sebagai bagian dari strategi besar Prabowo untuk “membersihkan kerak-kerak ketidakpastian politik” dan mengantarkan Indonesia pada fase baru yang lebih mandiri dan berpengaruh di panggung global.