POSKOTA.CO.ID – Sejumlah negara di Asia, seperti Hong Kong, Malaysia, Thailand, dan Singapura mengalami peningkatan kasus COVID-19.
Di Indonesia sendiri, Kemenkes melaporkan adanya penambahan 7 kasus COVID-19 selama 25-31 Mei lalu, dengan total 72 kasus sepanjang tahun 2025.
Kabar ini lantas membuat masyarakat mulai panik kembali, mengingat COVID-19 yang terjadi beberapa tahun silam cukup ekstrem efeknya.
Soal peningkatan kasus COVID-19 yang belakangan terjadi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memberikan penjelasan.
Dilansir melalui Instagram resmi @kemenkes_ri pada Kamis, 5 Juni 2025, disebutkan bahwa pihak Kemenkes sudah menerbitkan Surat Edaran terkait hal ini.
Baca Juga: Waspada Lonjakan Covid-19 di Asia Tenggara, Dedi Mulyadi Ingatkan Warga Jabar untuk Tidak Panik!
“Kemenkes telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor SR.03.01/C/1422/2025 tentang Kewaspadaan Terhadap Peningkatan Kasus COVID-19,” kata akun tersebut.
Meski alami peningkatan kasus, namun Kemenkes menyatakan bahwa kondisi penyebaran masih dalam batas aman.
“Tapi, berdasarkan pemantauan hingga minggu ke-22 tahun 2025 kondisi penyebaran virus masih dalam batas aman,” jelasnya.
Meski begitu, Kemenkes tetap menyarankan untuk memulai kembali gerakan 5M. Berikut penjelasannya:
Baca Juga: Kasus COVID-19 di Asia Melonjak, Pakar UGM Ingatkan Waspada Meski Varian di Indonesia Berbeda
Mengingat kembali gerakan 5M
Gerakan 5M merupakan protokol kesehatan yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) sebagai langkah preventif untuk menekan penyebaran COVID-19.
1. Memakai Masker
Penggunaan masker secara benar dan konsisten sangat penting untuk mencegah penularan virus melalui droplet yang dapat tersebar saat berbicara, batuk, atau bersin.
Masker harus menutupi hidung, mulut, dan dagu tanpa celah. Jenis masker yang direkomendasikan antara lain masker medis atau kombinasi masker medis dengan masker kain untuk perlindungan tambahan.
2. Mencuci Tangan dengan Sabun
Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik efektif dalam membunuh kuman dan virus yang menempel di tangan.
Jika tidak tersedia air dan sabun, penggunaan hand sanitizer berbasis alkohol minimal 60% dapat menjadi alternatif.

3. Menjaga Jarak
Menjaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain membantu mengurangi risiko penularan virus, terutama di tempat umum atau saat berinteraksi dengan orang yang tidak diketahui status kesehatannya.
Langkah ini penting untuk mencegah kontak langsung dengan droplet yang mungkin mengandung virus.
4. Menjauhi Kerumunan
Menghindari tempat-tempat yang ramai dan berkerumun dapat mengurangi kemungkinan terpapar virus, karena di kerumunan sulit untuk menjaga jarak dan memastikan semua orang mematuhi protokol kesehatan.
Baca Juga: Covid-19 2025 Jadi Ancaman Serius! MPR Serukan Sinergi Pemerintah dan Masyarakat
5. Mengurangi Mobilitas
Membatasi aktivitas di luar rumah dan hanya keluar untuk keperluan mendesak dapat menurunkan risiko terpapar dan menyebarkan virus. Semakin sedikit interaksi fisik dengan orang lain, semakin kecil kemungkinan penularan terjadi.