Selain itu, ia juga telah resmi berstatus sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), yang membuatnya dapat bermain untuk Timnas Indonesia tanpa kendala regulasi naturalisasi.
Bersama Almere City FC, Haye menjadi pilar penting dalam keberhasilan tim promosi ke Eredivisie dan bertahan dalam kasta tertinggi Liga Belanda.
Keputusannya untuk tidak memperpanjang kontrak dinilai sebagai langkah strategis untuk membuka bab baru dalam karier sepak bolanya.
Meskipun potensi kontribusi Thom Haye terhadap Persija sangat besar, reaksi publik terhadap isu ini terbelah.
Di media sosial, banyak warganet menyayangkan apabila pemain sekelas Haye bermain di Liga 1 Indonesia yang dinilai masih memiliki banyak pekerjaan rumah, terutama dalam aspek profesionalisme klub.
Sejumlah komentar menyebut kepindahan ke Persija sebagai penurunan karir. Kritik tertuju pada isu-isu lama seperti keterlambatan pembayaran gaji pemain yang kerap mencoreng citra klub-klub di Liga 1.
"Penurunan karier bgt dia kasian udah gendong Almere city Skrang gendong club’ yang punya penyakit nunggak gaji," tulis @Rizky dalam unggahan Facebook Galeri Sepak Bola Online.
"Penurunan karier bgt dia kasian udah gendong Almere city Skrang gendong club’ yang punya penyakit nunggak gaji," lanjut dia.
"Ga setuju gua klo tom haye harus maen di liga 1 sumpah bang mao ke klub mna pun klo sampe maen di liga 1 itu penurunan karir," tulis warganet lainnya @faa.

Selain itu, nilai transfer dan gaji yang dikabarkan mencapai lebih dari Rp26 miliar juga dinilai terlalu tinggi untuk satu pemain, jika dibandingkan dengan potensi mendatangkan beberapa pemain lokal atau asing lainnya.
"26,07 milyar cuma 1 pemain sangat disayangkan,mending 26,07 itu buat tebus messidoro,jaja,duitnya masih sisa banyak buat beli pemain bintang yang budget 7 sampai 6 milyar," tulis @reza.