POSKOTA.CO.ID - Festival Film Cannes 2025 tidak hanya diwarnai oleh gemerlap film-film bergengsi, tetapi juga menjadi sorotan setelah penyanyi Syahrini menerima penghargaan Global Cultural Impact Award.
Penghargaan yang diberikan oleh The United Society Council ini menuai pro dan kontra di Indonesia karena bukan berdasarkan prestasi di bidang perfilman, melainkan atas kontribusinya dalam kegiatan sosial dan pelestarian budaya.
Kiprah Syahrini di dunia filantropi memang patut diapresiasi, mulai dari mendirikan panti asuhan hingga kampanye kesehatan masyarakat.
Namun, kontroversi muncul ketika penghargaan ini diklaim memiliki keterkaitan dengan UNESCO, sebuah klaim yang kemudian dibantah tegas oleh organisasi PBB tersebut.
Baca Juga: Berlangsung Sederhana, Reino Barack Sah Nikahi Syahrini
Hal ini memicu perdebatan publik tentang transparansi dan legitimasi penghargaan internasional bagi selebritas.
Momen Apresiasi di Cannes: Lebih dari Sekadar Karpet Merah
Festival Film Cannes tahun ini tak hanya memamerkan karya-karya sinema terbaik dunia, tetapi juga menjadi panggung penghargaan bagi tokoh yang menggunakan pengaruhnya untuk perubahan sosial.
Pada 14 Mei 2025, Syahrini tampil di Gala Dinner di Grand Salon Ballroom Carlton Hotel untuk menerima penghargaan tersebut.
Penghargaan ini diberikan melalui program Listen to Her Parole, sebuah inisiatif yang berkolaborasi dengan Guila-Clara Kessous, seorang UNESCO's Artist for Peace.
Jessica Chaijyaya, Ketua United Society Council, yang menyerahkan penghargaan, memuji Syahrini sebagai sosok yang memanfaatkan ketenarannya untuk kebaikan.
"Syahrini mewakili yang terbaik yang dapat dicapai oleh selebritas global, menggunakan ketenaran bukan hanya untuk kesuksesan pribadi, tetapi juga sebagai platform untuk perubahan yang berarti," ujar Jessica.
"Dari mendukung anak-anak yatim piatu hingga upaya bantuan bencana, ia telah menunjukkan bagaimana ketenaran dan tanggung jawab sosial dapat berjalan beriringan," tambahnya.
Baca Juga: Syahrini: Alhamdulillah Kalau Ada yang Memfitnah, Itu Tandanya Rezeki Untuk Aku Ya
Kiprah Kemanusiaan yang Jadi Sorotan
Laporan The United Society Council menyoroti berbagai inisiatif Syahrini, termasuk pendirian panti asuhan, pemberian beasiswa, hingga kampanye donor darah pascapandemi.
Ia juga aktif mendukung layanan kesehatan di pedesaan Jawa Barat melalui klinik keliling dan program kesehatan ibu-anak bersama LSM.
"Kita tidak hanya merayakan apa yang telah dilakukan Syahrini. Kita merayakan apa yang akan ia inspirasikan kepada dunia," kata Jessica.
Baca Juga: Laurens Sang Ayah Angkat Ungkap Rahasia Syahrini Jadi Simpanan Laki-laki Tua
Klaim UNESCO dan Bantahan Resmi
Kontroversi muncul ketika Syahrini mengunggah video di Instagram pada 16 Mei 2025, menyebut penghargaannya sebagai bagian dari program Listen to Her Parole dan mengaitkannya dengan UNESCO.
"Saya datang ke Cannes untuk menerima penghargaan bergengsi dan luar biasa ini dari UNESCO melalui platform Listen to Her Parole," tulisnya dalam keterangan video.
Dalam video tersebut, tertulis: "Cannes Award Leaders dan Influencers is presented to Mrs. Syahrini for Outstanding Achievement in Entertainment, Influence, dan Global Cultural Impact."
Namun, UNESCO melalui kantor regional Jakarta membantah keterlibatan mereka. Dalam pernyataan resmi yang diterima detikcom 22 Mei 2025, mereka menegaskan:
"UNESCO tidak terlibat dalam pemberian penghargaan pada acara di Cannes yang dimaksud. Meskipun acara tersebut mungkin melibatkan UNESCO Artist for Peace dalam kapasitas pribadi atau simbolis."
"Acara tersebut bukan merupakan upacara atau bentuk pengakuan resmi dari UNESCO," tegas pernyataan itu.
Pro-Kontra di Media Sosial
Netizen terbelah. Sebagian memuji Syahrini atas kerja sosialnya, sementara yang lain mempertanyakan transparansi penghargaan. Beberapa mengkritik penggunaan nama UNESCO yang dinilai ambigu, sementara pendukungnya berargumen bahwa apresiasi terhadap kontribusinya tetaplah valid.
Hingga kini, Syahrini belum memberikan klarifikasi lebih lanjut. Namun, perdebatan ini mengingatkan publik bahwa di balik glamor penghargaan internasional, akurasi informasi tetap penting.