Ia juga mendorong program revitalisasi atau relokasi berbasis partisipatif, serta penyediaan layanan kesehatan keliling, imunisasi, dan edukasi kesehatan untuk warga.
Dicky menambahkan bahwa masalah permukiman kumuh tak hanya terjadi di Jakarta. Ia menyebut telah melihat kondisi serupa di berbagai kota besar dunia.
“Di Mumbai, Rio de Janeiro, Manila, hingga Cape Town, saya melihat langsung kondisi serupa bahkan lebih parah. Tapi persoalannya sama: kemiskinan, ketimpangan, dan kebijakan tata kota yang belum berpihak pada kelompok rentan,” pungkasnya. (cr-4)