“Karena mereka ini punya agenda yang berbeda. Jokowi sangat jelas ingin menjadikan Gibran sebagai presiden pada, setidaknya, Pilpres 2029. Sementara Gerindra sudah jelas dan tegas memberikan mandat kepada Prabowo untuk maju lagi pada Pilpres 2029,” kata Hersubeno.
Kendati demikian, Rocky menegaskan bahwa secara normatif, Prabowo tetap akan mengakui Gibran sebagai Wakil Presiden yang sah. Namun, dinamika kekuasaan pasca pemilu berpotensi mengubah kesepakatan politik menjadi ketegangan personal.
“Yang kita persoalkan adalah jarak psikologis yang akhirnya terbentuk dan makin lebar antara Presiden Prabowo dan Gibran sebagai Wakil Presiden,” tutup Rocky.