POSKOTA.CO.ID - Belakangan, banyak nasabah layanan peer-to-peer lending atau yang dikenal sebagai pinjol (pinjaman onlinr) mengeluhkan bahwa pihak penagih utang (debt collector/DC) tampak mengetahui isi percakapan pribadi mereka di aplikasi pesan seperti WhatsApp.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran: benarkah ponsel mereka telah disadap?
Menurut pengamatan sejumlah pakar keamanan digital, fenomena ini umumnya terjadi pada pengguna Android, bukan iPhone.
Baca Juga: 9 Rekomendasi Aplikasi Pindar Resmi OJK, Catat Hal Ini agar tetap Aman saat Galbay!
Hal tersebut karena sistem operasi iOS dikenal lebih ketat terhadap akses aplikasi pihak ketiga dan lebih sulit disusupi oleh perangkat lunak jahat.
Potensi Penyadapan Melalui Aplikasi atau Tautan Mencurigakan
Salah satu penyebab utama HP disusupi adalah karena nasabah secara tidak sadar menginstal aplikasi dari sumber tidak resmi, seperti selain dari Google Play Store atau Apple App Store.
Selain itu, mengakses situs mencurigakan yang meminta untuk mengunduh file atau mengisi formulir tertentu juga dapat membuka celah bagi penyusup untuk menanamkan skrip berbahaya.
“Kalau kalian pernah klik link, buka gambar, atau mengunduh dokumen dari situs tak dikenal, besar kemungkinan ponsel kalian telah ditanamkan script yang bisa memantau aktivitas,” ungkap seorang pemerhati keamanan digital, dikutip dari YouTube Solusi Keuangan pada Minggu, 4 Mei 2025.
Tanda-tanda Ponsel Disadap
Baca Juga: Jangan Panik! Ini Risiko Galbay Pindar dan Solusinya
Beberapa tanda umum HP yang sudah disusupi antara lain:
- Ponsel cepat panas tanpa sebab jelas
- Kuota internet cepat habis
- Performa ponsel menurun drastis
- Aktivitas aneh seperti aplikasi terbuka sendiri atau munculnya pop-up tidak biasa
Kondisi ini patut dicurigai sebagai tanda bahwa perangkat telah disusupi dan data pribadi Anda mungkin sedang dikirim ke pihak ketiga tanpa sepengetahuan Anda.
Cara paling efektif untuk menghilangkan aplikasi dan skrip mencurigakan dari ponsel adalah dengan melakukan reset ke setelan pabrik (factory reset).
Namun, nasabah disarankan untuk mencadangkan (backup) data penting terlebih dahulu sebelum melakukan langkah ini, karena semua data dan aplikasi akan terhapus.
“Sebagai orang awam, kita sulit membedakan mana aplikasi yang berbahaya dan mana yang tidak. Jadi langkah paling aman adalah reset pabrik, lalu install ulang aplikasi dari sumber resmi,” jelasnya.
Penyadapan HP, terutama pada pengguna layanan pinjol, adalah ancaman nyata jika pengguna tidak berhati-hati terhadap aplikasi atau tautan yang mereka akses.
Edukasi digital serta sikap waspada terhadap aktivitas mencurigakan sangat penting untuk melindungi data pribadi.