Pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu mengaku telah menyiapkan sekitar 30 hingga 40 barak militer untuk menampung para siswa yang dipilih berdasarkan kesepakatan antara sekolah dan orang tua.
"Kalau ada orang tua yang sudah angkat tangan menghadapi anaknya, maka anak tersebut bisa kita masukkan ke program ini," tambahnya.
Namun, kebijakan ini langsung menuai pro-kontra. Banyak pihak menilai, penanganan terhadap anak-anak yang bermasalah sebaiknya dilakukan dengan pendekatan pendidikan karakter yang lebih lembut dan sesuai dengan nilai-nilai budaya serta agama.