Aksi Damai Pengemudi Ojek Online, Kemnaker: Tuntutan Ojol Minta THR adalah Wajar

Senin 17 Feb 2025, 20:15 WIB
Sejumlah pengemudi ojek online (Ojol) yang tergabung dalam Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menggelar aksi damai di depan Kantor Kemnaker RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin, 17 Januari 2025. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

Sejumlah pengemudi ojek online (Ojol) yang tergabung dalam Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menggelar aksi damai di depan Kantor Kemnaker RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin, 17 Januari 2025. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

Selain itu, Ebenezer juga menyoroti ancaman aplikator Ojol yang bakal memberikan sanksi kepada pengemudi yang kedapatan ikut aksi unjuk rasa.

Mendengar informasi itu, dia meminta aplikator untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan pengemudi Ojol yang turut menyuarakan aspirasinya.

"Tidak boleh ada, nanti ketika kawan-kawan aksi kemudian pulang dari aksi ini ada yang namanya sanksi atau suspend. Jika ada itu, laporkan ke kita," pinta Ebenezer.

Baca Juga: Ricuhnya Laga Persija vs Persib, Suporter Keroyok Bapak-Bapak dan Diduga Peras Penonton

Ipan (38) seorang pengemudi Ojol asal Duren Sawit, Jakarta Timur sangat berharap agar Kemnaker bisa memaksa aplikator untuk membayarkan THR kepada para pengemudi yang sudah bekerja keras.

Karena baginya, THR sangat berarti untuk keluarganya pada saat hari raya. Apalagi pendapatannya saat ini selalu dipotong oleh aplikator dengan berbagai macam alasan.

"Tolonglah, THR sangat berarti bagi kami, karena kita juga meski orang enggak punya penghasilan pas-pasan pengen nyenengin keluarga, bisa beliin istri, anak baju baru kaya orang-orang" harap perantau asal Garut, Jawa Barat tersebut.

Lanjut Ipan, dirinya sudah hampir sembilan tahun bekerja sebagai pengemudi Ojol. Pria yang sebelumnya bekerja sebagai office boy itu, mengaku merasakan kemerosotan pendapat sebagai pengemudi Ojol.

Di awal-awal kariernya sebagai pengemudi Ojol, dirinya bisa membawa pulang uang hingga Rp900 ribu sudah dipotong bensin, makan dan lainnya.

"Kalau sekarang mas, untuk dapat segitu mustahil, cari barang Rp300 ribu saja ngap-ngapan. Bayangin seharian narik cuma dapat Rp50 ribu," keluhnya.

Berita Terkait

News Update