Kopi Pagi: Sanjungan Bukanlah Penghalang

Senin 03 Feb 2025, 07:59 WIB
Kopi Pagi: Sanjungan Bukanlah Penghalang. (Sumber: Poskota)

Kopi Pagi: Sanjungan Bukanlah Penghalang. (Sumber: Poskota)

“Terhenti di tengah jalan karena terlena sanjungan, sejatinya sebuah kemunduran. Dengan berhenti melangkah, berarti kita menjauh dari kesuksesan yang sesungguhnya. Begitupun dalam proses kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,”

-Harmoko-

Tema tersebut saya angkat sebagai pengingat agar kita tidak mudah terbuai karena sanjungan, tidak terlena karena pujian, tidak pula cepat berpuas diri karena prestasi.

Manakala sanjungan dan pujian sudah memabukkan akan menutup peluang mencari celah dalam menghadapi rintangan, boleh jadi menjadi penghalang dalam menghadapi tantangan ke depan.

Ketika kita cepat berpuas diri atas sejumlah prestasi tak ubahnya menghilangkan sisa potensi yang dimiliki. Dapat pula menumpulkan inspirasi, kreasi dan inovasi, sementara kemampuan merengkuh peluang lebih baik lagi sangatlah dimiliki.

Sifat cepat puas diri menjadikan kita terlena, padahal keberhasilan yang sesungguhnya ada di ujung perjalanan panjang. Bukan sekarang, tapi nanti.

Karenanya diperlukan sikap bijak dalam merespons sanjungan dan pujian. Diperlukan keseimbangan dan kehati-hatian, tak kalah pentingnya kewaspadaan, terlebih dalam menyikapi transformasi yang kini sedang terjadi.

Dalam filosofi Jawa dikenal pepatah “Aja gumunan,aja getunan, aja kagetan, lan aja alemen”  yang berarti jangan mudah terheran – heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut dan jangan kolokan alias manja.

Makna yang dapat kita petik dari pitutur ini adalah jangan berlebihan menyikapi sesuatu, bersikaplah sewajarnya, tetap konsekuen dan konsisten dalam keputusan dan tindakan.

Hendaknya lebih mencerna, tidak kesusu, tidak pula grusa-grusu terhadap hasil yang telah kita perbuat, atas laporan hasil yang kita terima dari siapa pun, meski telah mendapat sanjungan dan pujian secara nyata. Meski, kebijakan yang telah digulirkan membuat orang senang dan bahagia.

Termasuk mencuatnya masukan dan kritikan sekalipun datang dari orang yang berseberangan, tetap hadapi dengan arif dan bijak, anggap sebagai penguat inspirasi dan aspirasi.

Berita Terkait

Kopi Pagi: Pileg Masa Depan

Senin 13 Jan 2025, 08:02 WIB
undefined

Kopi Pagi: Menyoal Sistem Pemilu  

Kamis 16 Jan 2025, 08:03 WIB
undefined

Kopi Pagi: Reformasi Pilkada

Senin 20 Jan 2025, 07:58 WIB
undefined

Kopi Pagi: Pilgub Masa Depan

Kamis 23 Jan 2025, 08:02 WIB
undefined

News Update