Kita tahu, dukungan publik terhadap pemerintahan sekarang tidak terbantahkan. Tingginya tingkat kepuasaan publik sebagai bentuk kepercayaan rakyat atas kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sudah seperti diharapkan.
Tentu ini belum berakhir, tujuan akhir masih ada di ujung jalan yang berliku dan penuh berbagai tantangan dan rintangan, baik internal maupun eksternal terkait situasi global dan geopolitik internasional yang kian dinamis.
Diakui, dukungan dan kepercayaan publik menjadi modal dalam menapaki jalan yang masih panjang. Meski begitu, soliditas, kebersamaan dan kegotongroyongan sangatlah diperlukan dan dimantapkan mulai dari pemerintah pusat hingga daerah.
Tidak saja untuk menuju ke ujung jalan, terciptanya keadilan dan kemakmuran rakyat, kemakmuran yang berkeadilan, juga dalam merespons setiap situasi yang terjadi.
Prestasi yang telah teruji hendaknya semakin menyadarkan diri untuk senantiasa rendah hati, bukan tinggi hati. Hendaknya disikapi sebagai awal dari proses\ keberhasilan, belum keberhasilan, meskipun di sana – sini gempita dengan sanjungan dan pujian, sebagaimana halnya telah dicontohkan oleh pemimpin negeri ini.
Sikap ini hendaknya terus menular dan terpatri dalam sanubari anak negeri, terlebih para elite politik di level manapun.
Ibarat orang berjalan baru beberapa langkah ke depan menuju ke sebuah ujung jalan yang masih panjang. Karenanya jangan berhenti melangkah sebelum sampai di ujung jalan.
Terhenti di tengah jalan karena terlena sanjungan, sejatinya sebuah kemunduran. Patut diingat, lazimnya selama kita terhenti, orang lain terus bergerak,berkarya, berkreasi dan berinovasi.
Dengan berhenti melangkah, berarti kita menjauh dari kesuksesan yang sesungguhnya. Begitu pun dalam proses kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Mari kita terus melangkah meningkatkan kualitas diri mengukir prestasi, terlebih para elite politik, guna membangun negeri ini lebih maju dan jaya lagi.
Mari saling bergandengan tangan, seiring sejalan, bukan saling meminggirkan hingga ke ujung jalan. Tujuan akhir, tujuan kita bersama membangun bangsa dan negara yang adil dan sejahtera. (Azisoko).