POSKOTA.CO.ID – Saat ini, nama Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro mendapatkan sorotan publik. Bukan karena kinerjanya, melainkan perilaku semena-mena pada pegawai.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) di Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran ini ramai menjadi pembicaraan di media sosial, khususnya platform X.
Diketahui terdapat puluhan orang yang diklaim sebagai pegawai Kemendikti Saintek menggelar demo di depan kantor kementerian di Jalan Pintu Senayan, Jakarta, Senin, 20 Januari 2025.
Baca Juga: Profil Abdul Qomar, Politisi dan Pelawak Senior yang Meninggal Dunia Hari Ini
Aksi ini diketahui dari sejumlah postingan di X, salah satunya unggahan dari Kepala Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri lewat akun @zanatul_91.
"Pak Presiden, selamatkan kami dari menteri pemarah, suka main main tampar, dan main pecat," sebut tulisan di salah satu spanduk yang terpajang di depan kantor Kemendikti Saintek.
Puluhan massa yang hadir menyuarakan keluhan terkait dugaan arogansi Satryo dan keluarganya yang dianggap sudah keluar dari urusan kementerian.
Mereka yang melakukan aksi protes tampak mengenakan seragam hitam. Mereka juga membawa spanduk bernuansa serupa, berisi kritik tajam terhadap sikap Mendikti Saintek.
"Pak Presiden, selamatkan kami dari Menteri pemarah, suka main main tampar, dan main pecat," tulis salah satu spanduk yang terpajang di depan kantor Kemendikti Saintek.
Baca Juga: Profil Singkat Alex Pastoor dan Denny Landzaat, Dua Asisten Patrick Kluivert di Timnas Indonesia
Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro
Satryo Soemantri Brodjonegoro adalah Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi dalam masa kepemimpinan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran.
Sebelum menjadi menteri, Satryo adalah ilmuwan dan pernah menjadi Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia sehingga namanya sudah tak asing di dunia riset dan kependidikan.
Satryo lahir di Delft, Belanda pada 5 Januari 1956. Dia merupakan anak dari Soemantri Brodjonegoro yang juga pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada 1973.
Satryo meraih gelar Ph.D di bidang teknik mesin dari University of California, Berkeley, USA pada 1985. Laman AIPI mencatat dirinya memiliki tulisan ilmiah mencapai lebih dari 99 publikasi.
Baca Juga: Profil dan Biodata Shin Tae Yong, Pelatih Timnas Indonesia yang Resmi Diberhentikan oleh PSSI
Sekitar 1992, dia pernah dipilih menjadi Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB. Kemudian, Satryo juga berpengalaman menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi selama periode 1999-2007.
Di bawah kepemimpinannya, terjadi pembaharuan pendidikan tinggi Indonesia. Kontribusinya di dunia pendidikan dan teknologi membuatnya Satryo beberapa kali mendapat penghargaan.
Di antaranya anugerah Bintang Jasa The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon dari Jepang.
Beberapa tahun terakhir sebelum menjabat Mendikti Saintek, Satryo aktif sebagai dosen tamu di bidang teknik mesin Toyohashi University of Technology, Jepang, dan ITB.
Dia juga termasuk salah seorang penggagas program unggulan World Class University yang diluncurkan 2007 silam oleh Kementerian Pendidikan Nasional.
Program ini berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan tinggi, penelitian, dan daya saing universitas-universitas Indonesia di tingkat global.