Pihak pinjol mengaku aneh korban meninggal dunia pada Kamis, 27 Juni lalu yang bertepatan dengan penarikan uang masuk.
"Saya cek mutasi almarhum, terkuak, tanggal 27 Juni ada uang masuk 43 juta dari pinjol, lalu ada lagi masuk 13 juta. Terus ada lagi uang keluar jam sekian ke rekening Silvia Nur (anak korban) dari M banking Asep Saepudin," keluh Wahyudi.
Kaget akan hal itu, Wahyudi kemudian menginterogasi Silviana lebih dalam dan akhirnya tersangka mengakui telah melakukan skenario kematian. Saat itu Silviana mengaku memberikan teh kepada ayahnya, Asep Saepudin, lalu memukul lehernya dua kali hingga tidak sadar.
"Terus HP-nya diambil buat aplikasi pinjol. Habis itu bapak terbangun, baru abis itu dicekik sama dipukul matanya itu, setelah itu saya cerita ke orang tua, akhirnya diputuskan buat laporan polisi," ungkapnya.
Setidaknya, Polisi menetapkan ketiga tersangka, diantaranya Juhariah (43) istri korban, Silvia (23) anak pertama korban, dan Hagistiko Pramada (23) pacar anak korban.
Percobaan pembunuhan berencana ini sudah diniatkan pelaku sejak dua pekan sebelum korban tewas, dengan memberi minuman pemanis yang dicampurkan dengan pembersih lantai. (Ihsan Fahmi)
Dapatkan berita pilihan editor dan informasi menarik lainnya di saluran WhatsApp resmi Poskota.co.id. GABUNG DI SINI