Jika Tzuyang tidak mau, pria tersebut kerap memberikannya ancaman.
"Dia juga memaksa saya untuk bekerja di bar tempat dia bekerja dan mengambil semua uang yang saya hasilkan di sana.
Dia memukul saya dua kali sehari ketika saya mengatakan saya ingin berhenti bekerja," lanjutnya.
Tzuyang pun mencari cara agar bisa memberikan pria tersebut uang dengan membuat akun YouTube, yang sebelumnya sempat ditentang.
Tahun 2018, katanya, ia memulai memanfaatkan akun YouTube tersebut.
Namun rupanya sang mantan masih terus membayanginya, setelah Tzuyang sukses membangun kariernya sebagai influencer.
Sang mantan pacar diketahui mendirikan agensi manajemen dan memaksa Tzuyang untuk menandatangani kontrak yang dinilai tidak adil.
Lantaran sang mantan memotong 70 persen dari setiap kontrak yang masuk.
Namun, Tzuyang mengaku tidak pernah mendapat satu sen pun dari kontrak iklan yang diterimanya serta lagi-lagi menerima kekerasan.
"Dia bahkan tidak menepati kontrak itu, dan mengambil semua uangnya.
Saya dipukuli hampir setiap hari dan merekam video. Ini terjadi selama empat tahun," katanya.
Sementara, kuasa hukum Tzuyang mengklaim uang yang belum diterima kliennya berjumlah fantastis, yakni 4 miliar won atau sekitar Rp 46 miliar.