Kopi Pagi Harmoko: Budaya Beretika Bagian 2

Senin 20 Mei 2024, 06:19 WIB

Ini beberapa etika paling mendasar yang hendaknya menjadi acuan dalam pergaulan dengan sesama, sesama tetangga, sesama profesi, sesama anak bangsa,meski beda profesi dan beda sikap dan pilihan politik. Bahkan, dengan lawan politik pun, hendaknya tetap menjunjung tinggi etika. Itulah demokrasi negeri kita.

Di era digital sekarang ini, etika bermedia sosial hendaknya dikedepankan dengan menata narasi yang menggerakkan inspirasi dan motivasi menuju perbaikan dan kemajuan. Bukan narasi yang memancing permusuhan dan kebencian, termasuk narasi politik. Kita acap menyaksikan sesama warganet saling serang di media soal hingga terjadilah permusuhan, dan tak sedikit yang berujung ke pengadilan.

Hasil survei Digital Civility Index ( Indeks Keadaban Digital ) yang dilakukan sepanjang tahun 2020, dirilis Februari 2021, warganet Indonesia paling tidak sopan se Asia Tenggara. Indonesia menempati urutan 29 dari 32 negara yang disurvei.

Dengan membangkitkan etika bermedia sosial, diharapkan ruang publik akan terisi dengan hal-hal yang baik dan positif serta beradab. Narasi kebersamaan lebih tercipta guna semakin menguatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa, ketimbang pengkotak-kotakan yang kian memperbesar perbedaan.

Budaya beretika dalam segala sektor kehidupan perlu dibangkitkan, tak hanya di dunia maya, lebih – lebih di dunia nyata. Bangkit lebih beretika dan beradab dalam membangun bangsa di tengah keberagaman.

Bangkit dari keterlenaan selama ini karena beda pilihan dan dukungan. Bangkit menjadi sadar kembali bahwa pemilu telah usai, perbedaan tak ada lagi. Masa depan adalah milik bersama, bukan milik pemenang kontestasi.

Ini memerlukan keteladanan para pejabat, elite politik negeri ini yang bukan hanya melalui doktrin, tetapi ucapan dan perbuatannya. Satunya kata dengan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai- nilai luhur bangsa beretika, bermoral dan beradab, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Dengan nilai-nilai tersebut, akan tercipta keharmonisan dalam hubungan sosial kemasyarakatan. Tak ada lagi intrik dan konflik, prasangka dan curiga. (Azisoko)


Berita Terkait


News Update