Kopi Pagi Harmoko: Kebijakan 5 Pro (1)

Senin 08 Jan 2024, 08:26 WIB

Lebih besar dari penduduk miskin perkotaan yang hanya  7,29 persen.Ini perlu menjadi perhatian.

Bantuan instan diperlukan dalam kondisi sementara, tetapi hendaknya bukan dalam jangka panjang.

Mereka perlu mendapat pelatihan dan bekal keterampilan agar mereka memiliki modal sosial untuk bersaing. Berikan kail dan bukan ikan.

Program pendidikan gratis memang baik, namun kemiskinan orangtuanya tetap membuat anak harus segera mendapatkan lapangan kerja agar bisa membantu keluarga. 

Karena itu program pengentasan kemiskinan harus melihat berbagai aspek menyeluruh dan holistik agar belenggu rantai kemiskinan bisa segera diputus, seperti dikatakan pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Jangan biarkan orang orang miskin menanggung beban yang melebihi kemampuannya, pemerintah harus mengambil alih.

Kebutuhan bagi si miskin harus tetap diprioritaskan.

Belum lagi jika kita menyamakan konsepsi bahwa kemiskinan jangan hanya diukur dari besarnya pendapatan.

Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan mencakup pendidikan, keamanan, akses air bersih, dan masa depan. 

Karenanya strategi yang dibangun bukan hanya meningkatkan pendapatan, tetapi membuat mereka bisa bersekolah, membuat mereka bila sakit bisa berobat, dan lain-lain.

Hendaknya menyoal kemiskinan jangan sebatas melihat angka-angka, tetapi bagaimana meningkatkan kualitas hidupnya, sekaligus untuk mengatrol standar garis kemiskinan. 

Yang berlaku sekarang, garis kemiskinan sebesar Rp550.458/kapitan/bulan.


Berita Terkait


News Update