Saat ditanya berapa nilai kerugian para petani di Cikeusik akibat bencana kekeringan tersebut. Oji mengaku, jika nilai kerugian itu bisa dilihat dari modal petani yang digunakan mulai dari proses tanam dalam setiap hektar sawahnya.
"Biasanya dalam satu hektar itu petani harus mengeluarkan modal sekitar Rp 6 juta. Jadi bisa dikalikan dengan luasan sawah yang digarap petani itu sendiri," bebernya.
Saat ditanya lagi kapan asuransi tani itu dapat diterima para petani. Oji kembali mengaku, belum bisa memastikan kapan klaim asuransi itu dapat direalisasikan. Karena sekarang ini masih dalam proses.
"Ini masih proses, kita terus maksimalkan mudah-mudahan semua yang kita ajukan terealisasi, karena kasihan juga para petani," tandasnya. (Samsul Fatoni).