MALAYSIA - Bencana longsor menerjang kawasan Genting Highlands, Malaysia kemarin. Pihak otoritas setempat mengatakan, timbul korban jiwa. Dikabarkan 31 korban tewas.
Selain itu, tragedi tanah longsor membuat ruas jalan terputus, yakni di ruas Jalan Batang Kali - Genting, yang berdekatan dengan Father’s Organic Farm di Hulu Selangor, Selangor, Malaysia.
Tentang ruas jalan yang rusak itu akan atasi dengan pelebaran ke arah yang tidak longsong agar membolehkan arus lalu lintas untuk kembali bisa digunakan kenderaan ringan.
Pengerjaan tersebut akan dilakukan JKR. Jabatan Kerja Raya (JKR) Selangor, Lokman Nasir mengadakan pertemuan dengan Menteri Besar, Datuk Seri Amirudin Shari semalam.
Menurut Amirudin, pelebaran jalan tersebut akan dibuat secepat mungkin dan diberitahu sekiranya perbaikan selesai.
Pelebaran jalan tersebut akan dibuat sama ada di sebelah kanan atau sebelah kiri dan akan dibuat secepat mungkin.
Hal ini dibuat kerana kita terima banyak permintaan supaya jalan tersebut dibuka kerana ramai yang tinggal di Batang Kali bekerja di Genting Highlands,” katanya selepas menghadiri Majlis Penyerahan Inisiatif Roda Darul Ehsan (RiDE), hari ini.
Terdahulu Jalan Batang Kali-Genting yang bertanda B66 akan ditutup selama setahun bagi kerja-kerja membaiki jalan serta cerun yang akan dilakukan pihak JKR susulan tragedi yang menelan 30 korban tewas.
Korban Tewas Bertambah
Soal korban tewas, kabar terakhir menyatakan, kini sudah bertambah satu orang yang ditemukan, sehingga total menjadi 31 koraban tewas.
Jenazah terakhir korban longsor maut Batang Kali ditemukan pada Sabtu (24/12), sehingga jumlah korban tewas menjadi 31 orang. Sebelumnya diberitakan, korban terakhir yang saat itu masih hilang adalah Eng Shao Qi, siswa kelas 5 SJKC Mun Choong.
Menurut ketua Asosiasi Orang Tua-Guru U Chin Ong, anak laki-laki itu adalah anak dari pengelola kantin di sekolah tersebut.
Tanah longsor pada 16 Desember di Perkebunan Organik Ayah di Batang Kali, Selangor – dekat tujuan wisata populer Dataran Tinggi Genting – juga merenggut nyawa ayah anak laki-laki tersebut, yang diidentifikasi sebagai Gary Eng, dan saudara perempuannya.
Sebelumnya pada hari Sabtu, direktur Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Selangor Norazam Khamis dalam sebuah pernyataan mengatakan operasi yang dipelopori departemennya juga melibatkan 80 personel dari Angkatan Bersenjata, Pasukan Pertahanan Sipil, dan Tim Bantuan dan Penyelamatan Bencana Khusus Malaysia.
Bencana tersebut terjadi sekitar pukul 2 pagi pada tanggal 16 Desember, mendorong 450.000 meter kubik bumi ke tempat perkemahan di pertanian.
Di antara yang tewas adalah sekelompok guru dan staf dari SJKC Mun Choong, bersama teman dan keluarga mereka.
Terakhir kali mayat digali dari situs tersebut adalah pada hari Kamis, menyusul penemuan empat mayat, seorang pria, seorang wanita, dan dua anak, di sebuah tenda yang terkubur di bawah lumpur setinggi tujuh meter pada pukul 11.04 pagi.
Itu membuat jumlah korban tewas saat itu menjadi 30 orang dari total 92 korban yang dilaporkan terlibat dalam insiden tersebut. 61 sisanya berhasil diselamatkan. (*/win)
(Sumber: Utusan Melayu dan TodayOnline)