“Proyek kita mesti kita kawal ketat, agar tidak kecolongan lagi, " kata mas Bro mengawali obrolan warteg ketika maksi bersama sohibnya Yudi dan Heri.
“Lo kurang manuver. Lebih banyak nyantai dan mager, kata Yudi. Mestinya jangan dianggap remeh. Apalagi menyangkut nasib manusia dan masa depan bangsa.
“Memang proyek apaan sih Bro, sampai menyangkut nasib manusia? tanya Heri penasaran.
“Itu mas Bro lagi cari pasangan kencan buta, besok malam", jelas Yudi.
“Walah gue pikir proyek batu bara atau kelapa sawit sehingga harus pakai manuver segala. Taunya soal kencan buta lagi" kata Heri.
“Yah, kalau mau mendekati calon harus ada manuver, perlu gerakan cepat dan tangkas, sat set, sat set dong, " kata Yudi.
“Kayak parpol saja yang melakukan manuver politik menjelang pilpres untuk meloloskan capres, kata Heri.
“Memang manuver politik hanya milik parpol saja, kita pun bisa melakukan banyak manuver agar tidak selalu terpinggirkan. Nasib kita gini gini saja jangan jangan karena kurang manuver, kata mas Bro nimbrung.
“Manuver apa yang lo akan jalankan. Kalau kepentok, paling ngutang ke warteg untuk maksi, kata Heri menambahkan, Biarlah yang bermanuver menjelang pilpres, parpol dan elite politik saja, kita jadi penonton saja.
“Itu tidak adil mas. Suara kita, wong cilik perlu didengar, aspirasi kita wajib diperjuangkan oleh parpol dalam mengusung capres cawapres, kata mas Bro.
“Caranya?, kata Heri.