Menurut Deolipa, Kapolri juga tidak cocok dengan Dirtipidum Brigjen Andi Rian Djajadi. Karena semua pada capek bekerja.
"Kapolri, Kabareskrim, Dirtipidum nggak tidur-tidur. Emang tidur mereka? Paling satu jam dua jam, saya kan orang dalam, tahu," ujarnya.
Terkait pertanyaan Johnson apakah ada tidak efektif, manipulatif atau pembangkangan sipil, Deolipa mengatakan bermacam-macam.
"Karena tidak efektif tadi, terjadi degradasi kepemimpinan oleh pembangkangan. Pembangkangan oleh Kabareskrim. Saya tahu juga. Sejak dua tahun lalu, Kapolri dan Wakapolri ini kerja sendirian," ujarnya.
Kabareskrim Komjen Agus Andrianto, menurut Deolipa, juga bekerja sendirian. Karena kepentingannya berbeda.
"Satu ngejar jabatan ke atas. Satu lagi paling bawah pengen nyodok, siapa tau Kapolri ganti. Makanya ada karangan bunga. Tiba-tiba di Mabes Polri berhasil aja, ada karangan bunga segede bagong tuh buat Kabareskrim, harapannya Kapolri diganti," papar Deolipa.
Deolipa menegaskan bahwa ini masalah institusi. Soal Perkara, lanjut Deolipa banyak.
"Tapi yang ini (kasus Pembunuhan Berencana Ferdy Sambo) berpengaruh sangat signifikan bagi masyarakat Indonesia," tutupnya.