JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Berbekal nomor HP yang diberikan calo aborsi bernama Riko, wartawan Poskota yang menyamar sebagai calon pasien, menghubungi dokter Silvi. Menurut Riko, dokter Silvi merupakan ahli kandungan yang biasa praktik di sebuah rumah sakit swasta.
"Untuk proses aborsinya itu sekitar 50 menit. Itu adalah jangka waktu yang paling lama. Mengapa lama? Karena kami menunggu pasien sadar kembali, setelah disuntikkan obat bius. Setelah efek bius hilang, maka pasien akan sadar dan kembali bugar. Saya berani bertanggung jawab apabila nanti ditemukan ada efek lain dari proses ini," ucap dokter Silvi di ujung telephone.
Selain menjamin keselamatan pasien, dokter Silvi juga menyebutkan, peralatan yang digunakan dijamin steril dan paling modern. "Nanti pasien tinggal memilih dengan cara apa janin dikeluarkan. Apa ingin dikuret atau memilih cara divakum. Untuk hasil, semua bagus dan rapih," jelasnya.
Kuret adalah intervensi pembedahan untuk mengeluarkan isi uterus. Tindakan ini mungkin dibutuhkan ketika ada komplikasi setelah aborsi yang menggunakan pil atau disebabkan keguguran spontan.
Sedangkan vakum ada dua jenis. Vakum listrik (EVA), menggunakan perangkat vakum listrik untuk menghisap jaringan mati dari rahim pasien. Sedangkan vakum manual (MVA), menggunakan pompa genggam atau jarum suntik 25cc/50cc untuk mengeluarkan jaringan mati dan membersihkan rahim.
"Jadi, saya jamin hasilnya maksimal sesuai keinginan. Karena kami mengedepankan motto dan kepercayaan pasien kami," pungkasnya.
Setelah mendapat penjelasan panjang lebar dari dokter Silvi, akhirnya kami menyudahi perbincangan. "Maaf, saat ini pacar saya belum siap, Dok. Nanti saya kabari lagi."
Wartawan Poskota melanjutkan investigasi dengan mewawancarai warga sekitar. Mister M (41), warga RW 03, Cikini, Jakarta Pusat, mengatakan bahwa para calo yang kerap menawarkan jasa aborsi ilegal di Jalan Raden Saleh Raya, merupakan warga sekitar. Mereka kebanyakan tinggal di pinggiran Kali Ciliwung, Cikini.
Bagi para calo, kata Mister M, menjadi perantara dokter dan calon pasien aborsi sudah menjadi perkerjaan. Di samping memperoleh imbalan jasa yang lumayan, mereka berdalih membantu orang lain yang kesulitan.
Alasannya, para pasien itu lebih baik aborsi dengan ahlinya, daripada harus melakukan cara ekstrem dalam menggugurkan janin yang tengah dikandung, seperti menggunakan obat-obatan tanpa pengawasan dokter ahli.
"Saran saya, mending ke calo aja. Kan ditanganin langsung sama dokter ahlinya. Sekarang kalau beli obat secara online gitu kan, kita gak tahu resikonya bagaimana. Apalagi kalau makai nanas muda gitu. Makanya, mending ke calo aja deh, ada dokter ahlinya biar aman," ujarnya. (Adam/mif)