Pungut menduga, batu purbakala sebagai pemeras tebu tersebut memiliki bobot kurang lebih 3 kwintal, atau setara seekor ukuran sapi dewasa.
Adapun tinggi dari batu tersebut berkisar 80 centimeter.
"Berempat waktu itu yang bawa orang tua saya, keluarga (batu purbakala didorong) dorongnya pake Alu (kayu), didorong gitu buat dorong. Didorong bareng-bareng," ucapnya.
Berada diantara gudang beras ataupun gula
Pungut yang lahir tahun 1951 tersebut mengungkapkan, dahulu memang berada di gudang padi, diduga batu purbakala tersebut kerap digunakan oleh para pekerja di tempat tersebut.
Sementara saat disinggung adanya pabrik gula yang awalnya batu tersebut digunakan untuk memeras tebu ia belum dapat memberikan keterangan.
"Tahu, gudang padi panjangnya 12 meter kali 50 (meter) ada. Itu ada 5 gudang. Kantor, tempat diesel, gudang beras dan gudang kampret (kelalawar)," tutur Pungut.
Dugaan Pungut, benda-benda yang kini tengah menjadi sorotan Pemkot Bekasi telah ada sekitar puluhan tahun, bahkan diduga sebelum dia lahir.
Meski kini batu purbakala berada di tengah-tengah warganya, ia menilai sejuauh ini warga tak banyak yang tahu kegunaan dan fungsinya.
"Gak ada yang tahu (kegunaannya) baru sekarang, biasa aja. Baru tahu sekarang (warga sini)," ucapnya.
Adapun, saat kedatangan PLT Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto melakukan tinjauan, dirinya hanya mengetahui bila batu purbakala tersebut akan diangkat, namun tidak mengetahui kapan jadwal diangkat oleh Pemkot Bekasi.
"(Kemarin kedatangan PLT) Buat liat batu aja, datang aja. (Waktunya tahu) belum tahu, bilangnya mau diangkat (saja)," pungkasnya. (ihsan fahmi)