Halu! Pendeta Saifuddin Sebut UAS Dilarang Masuk Singapura karena Diprediksi Jadi Calon Petinggi Khilafah Masa Depan

Kamis 19 Mei 2022, 11:31 WIB
Kolase Pendeta Saifuddin dan UAS. (Foto: Diolah dari Youtube dan Google).

Kolase Pendeta Saifuddin dan UAS. (Foto: Diolah dari Youtube dan Google).

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Entah penyakit apa yang menjangkiti pendeta Saifuddin. Hingga saat ini, dirinya tak juga berhenti berhalusinasi mengenai permasalahan yang mendera Indonesia. Baru-baru ini, Indonesia dihebohkan dengan kasus pelarangan Ustaz Abdul Somad (UAS) masuk ke Singapura.

Otoritas Singapura melarang UAS masuk ke negara tersebut kantaran selama ini dai berdarah Batak-Melayu itu dikenal gemar menyebarkan ajaran ekstremisme. Singapura yang khawatir negaranya kebobolan lantas menggiring UAS masul sel tahanan imigrasi.

Sikap pemerintah Singapura itu mendapat tanggapan dari pendeta Saifuddin. Tersangka kasus penistaan agama dan ujaran kebencian ini menyebut bahwa alasan larangan dari Singapura itu tak hanya karena UAS dikenal berhaluan radikal, tapi ada alasan lain yang lebih menakutkan, yakni UAS diyakini menjadi salah satu calon petinggi khilafah masa depan.

“Khutbahnya disenangi kadrun pendiri khilafah Somad salah satu digadang menjadi petinggi sehingga bareskrim tidak bisa menangkap, ini bagaimana saudara-saudara,” kata Saifuddin lewat sebuah  Channel Youtube, dikutip Kamis (17/5/2022).

Lucunya, Saifuddin mengaku dirinya merupakan dalang penahanan dan pengusiran UAS beserta keluarganya. Saifuddin mengklaim dirinya meminta otoritas Singapura menjegal UAS lantaran selama ini kerap menghina pemeluk Kristen.

“Somad ini kenapa saya perintahkan tangkap, karena menghina Salib, menghina agama Kristen dengan tegas-tegas tapi pemerintah tidak memberikan saksi,” klaimnya.

Menteri Dalam Negeri Singapura sebelumnya angkat bicara perihal ditolaknya UAS masuk ke negara tersebut. Ada beberapa pernyataan yang dikeluarkan otoritas Singapura terkait persoalan yang menjerat dai asal bumi lancang kuning tersebut, salah satunya mengenai ajaran ekstremisme yang kerap dilontarkan UAS.

Melalui halaman resmi Menteri Dalam Negeri Singapura atau Ministry of Home Affairs (MHA), pemerintah Singapura mengungkapkan sejumlah alasan mereka menolak UAS dan keluarganya yang hendak menemui sahabatnya di Singapura.

Pertama, ustaz Abdul Somad dikenal gemar menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang mana tidak dapat diterima di negara kalangan masyarakat multi-ras dan multi-agama di Singapura.

"Misalnya, ustaz Abdul Somad pernah memberikan materi khotbah bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina dan menganggap hal itu sebagai operasi syahid," demikian bunyi keterangan resmi dari MHA.

Kedua, UAS pernah melontarkan komentar yang merendahkan umat agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin kafir". Pernyataan ini menjadi topik sensitif yang menyinggung banyak pihak non muslim, khususnya di Singapura.

Ketiga, menurut MHA, UAS secara terbuka sering menyebut non muslim sebagai kafir. Perkataan ini membuatnya dianggap tidak bisa menerima dan menghargai keberagaman agama.

Terakhir, MHA dalam keterangan di situs resminya juga mengatakan jika UAS berusaha masuk ke Singapura dengan berpura-pura untuk melakukan kunjungan sosial.(*)

Berita Terkait

News Update