Sedangkan Abdullah Azwar Anas dimasukkan Jokowi sebagai salah satu kandidat, kemungkinan karena dia politisi PDIP Abdullah Azwar Anas, dia pernah duduk sebagai anggota Komisi V DPR yang bermitra dengan PUPR. Kini menjabat sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Antara Bambang Brodjo dan Ahok
Kedua nama ini, Bambang Brodjo dan Ahok disebut-sebut sebagai calon kuat untuk menjadi Kepala Otorita IKN Nusantara.
Bila mencermati keterlibatan kedua sosok tersebut dalam rencana pemindahan Ibu Kota Negara, dan strategi ke depan, sosok Bambang Brodjonegoro lebih tepat ketimbang Ahok untuk memimpin otorita Ibu Kota Negara.
Pertimbangannya, karena Bambang Brodjo telah secara intens ikut dalam perencanaan darai awal pemindahan Ibu Kota Negara.
Bambang Brodjo juga punya kedekatan dengan Presiden Jokowi, bahkan dengan berganti-ganti jabatan. Selain itu, dia juga punya pengalaman internasional, baik dalam ekonomi-keuangan maupun perencanaan pemindahan Ibu Kota Negara.
Sisi lainnya, Bambang Brodjo adalah akademisi, sehingga tidak ada settingan kepentingan dari parpol. Sebagai mantan Menteri Keuangan, Bambang Brodjo mengerti tentang kebutuhan anggaran yang dibutuhkan, dan juga dalam kaitannya dengan jaringan dunia Internasionl.
Bambang Brodjo tipikal orang pekerja keras dengan suasana yang lebih tenang, dan tidak menimbulkan kegaduhan.
Sementara itu, untuk Ahok, disebut-sebut sangat dekat dengan Presiden Jokowi, ini modal yang mendukung dirinya untuk menjadi memimpin Otorita Ibu Kota Negara.
Ahok punya pengalaman langsung mengelola Ibu Kota RI Jakarta, dengan poblematikanya, ia tahu secara detil.
Dia sebagai orang parpol, kader PDIP, memungkinkan mendapatkan dukungan dari parpolnya untuk kepentingan ini,
Namun, karena kader parpol, di sisi lainnya juga membuar Ahok mudah diserang, karena soal kepentingan parpol.