CILEGON, POSKOTA.CO.ID - Upaya penataan Pasar Kranggot yang dilakukan sejak awal kepemimpinan Walikota Cilegon Helldy Agustian dan Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta belum menunjukkan hasil maksimal.
Kendati upaya penataan pasar sudah berjalan sekira tiga bulan, namun kondisi Pasar Kranggot masih semrawut.
Pedagang emperan kembali berjualan di akses masuk dan keluar pasar. Parkir liar pun kembali terjadi. Kemudian, hanggar-hanggar di dalam pasar pun masih acak-acakan dan belum terisi oleh para pedagang.
Kondisi kesemrawutan pasar pun membuat Anggota Komisi III DPRD Kota Cilegon Rahmatulloh dan Ketua Banggar Subhi S Mahad datang menyidak.
Tidak hanya soal kesemrawutan pasar dalam kesempatan itu, dua legislator tersebut pun menyoroti soal kontribusi pasar terhadap pendapatan daerah.
Terkait kesemrawutan pasar, Anggota Komisi III DPRD Kota Cilegon Rahmatulloh menyoal soal peran yang telah dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Cilegon dan UPT Pasar Kranggot. Salah satunya adalah perekrutan tenaga keamanan yang belum lama ini dilakukan.
"Saya tidak melihat security juga, saya tidak melihat ketertiban yang ada di pasar, Walikota kan mengintruksikan jalan masuk bersih gak ada pedagang emperan dan parkir liar, ternyata masih ada," ujarnya di Pasar Kranggot, Kamis (17/6/2021).
Rahmatulloh mempertanyakan peran dan fungsi tenaga keamanan yang direkrut pemerintah. Ia meragukan tenaga tersebut bekerja optimal pasalnya ketertiban pasar masih acak-acakan.
"Banyak parkir motor liar, apakah itu resmi atau tidak resmi? Silahkan Indag dengan UPT Pasar dikontrol. Ini kan jelas kelihatan. Kalau memang resmi tidak masalah, tinggal retribusinya disetorkan untuk menambah pendapatan," paparnya.
Rahmatulloh menilai penanganan pasar harus serius, tak hanya soal penataan, tapi juga soal sumbangsih pasar terhadap pendapatan daerah.
Perlu ada kajian atas potensi pendapatan secara umum untuk mengetahui apakah selama ini sesuai perolehan yang disetorkan ke kas daerah atau ada yang hilang.