Potensi Ikan di Banten Sangat Besar, Tapi Belum Bisa Dikelola dengan Baik

Selasa 13 Apr 2021, 18:22 WIB
Gubernur Banten, Wahidin Halim. (WH). (foto: ist)

Gubernur Banten, Wahidin Halim. (WH). (foto: ist)

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Sebagai wilayah yang mempunyai garis pantai sepanjang 499,62 km, Provinsi Banten memiliki potensi sektor perikanan yang bisa dikembangkan menjadi produk unggulan daerah.

Namun sayangnya, produksi tangkap ikan yang mencapai 52.453 ton setiap tahunnya itu belum bisa dikelola dengan baik, sehingga kondisi nelayan di Banten masih jauh dari kata sejahtera.

Hal itu diakui oleh Gubernur Banten Wahidin Halim (WH). Menurut WH, selama ini terjadi perdebatan bagaimana mengoptimalkan nasib para nelayan.

"Namun alhamdulilah sampai hari ini, nasib masyarakat nelayan mulai berubah ke arah yang lebih baik dan produktif," katanya, Selasa (14/4/2021).

Menurut WH, kebutuhan ikan di Provinsi Banten dan DKI Jakarta cukup besar. Di sisi lain, hingga saat ini Provinsi Banten belum memiliki buffer stock ikan. Sehingga ketika harga ikan naik, Banten belum bisa menyeimbangkan harga di pasaran.

"Seharusnya, kita punya cold storage yang besar agar mampu menyimpan kebutuhan selama beberapa bulan," ungkapnya.

Selain itu, Gubernur juga mengungkapkan adanya kapal-kapal dari luar negeri yang membeli ikan langsung ke nelayan di tengah laut. Oleh karena itu, pelabuhan perikanan dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) harus mendapatkan perhatian.

"Potensi benur di wilayah selatan Banten cukup baik. Termasuk potensi budidaya sidat yang sudah diekspor ke Jepang namun masih tangkapan liar," jelasnya.

WH mengakui, dirinya belum bisa memaksimalkan produksi perikanan darat yang belum mampu memenuhi permintaan pasar sendiri. 

"Sementara daerah Maja dan daerah permukiman lainnya terus berkembang," ungkapnya.

Sebagai informasi, di Provinsi Banten terdapat 37 kecamatan, 133 desa pesisir dengan produksi ikan tangkap mencapai 52.453 ton. 

News Update