Harga Naik, Pemprov Banten Dorong Peningkatan Produksi Kacang Kedelai

Kamis 18 Mar 2021, 13:11 WIB
Stabilkan harga kacang kedelai Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian terus mendorong peningkatan produksi kacang kedelai untuk kebutuhan bahan baku pembuatan tempe dan tahu.

Stabilkan harga kacang kedelai Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian terus mendorong peningkatan produksi kacang kedelai untuk kebutuhan bahan baku pembuatan tempe dan tahu.

"Kedelai yang berukuran kecil sebenarnya lebih banyak mengandung protein dan rasanya lebih gurih. Selain itu, kedelai lokal merupakan kedelai asli hayati dan bukan kedelai transgenik seperti kedelai impor. Kedelai yang ditanam di negara-negara maju 80 persen adalah organisme yang telah dimodifikasi secara genetik (GMO)," kata Agus.

Selain itu, daya tarik lainnya untuk kedelai impor di kalangan pengusaha tahu tempe adalah adanya keloggaran pembayaran dari pemasok kedelai impor, selain disebabkan harga kedelai impor yang lebih murah dibandingkan kedelai lokal.

"Dengan kondisi ini diperlukan peran BUMD sebagai off taker kedelai yang dapat memutus rantai pasokan kedelai lokal sehingga harga kedelai lokal lebih bersaing di pasaran dan industri tahu tempe bisa diberikan keleluasaan pembayaran bahan baku seperti yang diberikan pemasok kedelai impor," ujar Agus.

Baca juga: Dirjen PDN: Pemerintah Berkomitmen Jaga Harga Kedelai Impor di Tingkat Pengrajin Tahu dan Tempe Stabil

Terkait dengan pengembangan kedelai secara masal dan luas kata Agus, saat ini masih terkendala dengan penyediaan benih yang siap tanam karena teknologi benih kedelai masih jauh tertinggal dibandingkan dengan teknologi tanaman pangan lainnya.

Salah satunya adalah masa dorman benih kedelai lebih pendek yakni hanya 2 bulan, sedangkan benih lainnya seperti padi relatif panjang yakni 6 bulan.

"Permasalahan lainnya selain faktor benih adalah motivasi petani menanam kedelai harus terus ditingkatkan mengingat harga jual yang diterima petani masih dibawah Rp7.000/kg sementara harga over head cost minimal Rp7.700/kg" jelas Agus. (kontributor banten/rahmat haryono/tri)

 

Berita Terkait

News Update