Dia langsung marah dan cemburu, karena istrinya diganggu orang. “Biar belum dibalik nama, tapi kan sudah milik saya,” kata batin Wagiran.
Sayangnya kemarahan itu tak ditunjukkan pada istri, tapi mau diselesaikan sendiri. Maksudnya Parmadi selaku sang pengganggu, hendak diberi pelajaran. Maka Wagiran pun kirim WA ke Parmadi, seakan-akan itu kata-kata Wiwik sendiri.
“Mas Parmadi sayank, nanti malam pukul 21.00 ketemu saya di jembatan Kebomas, ya.” Begitu kata Wagiran dalam WA istrinya, untuk memancing Parmadi.
Parmadi sungguh tak tahu bahwa itu bukan kalimat asli Wiwik. Diminta ketemu di jembatan tengah malam, langsung GR dia. Wah, ngajak janjian di tempat sepi dan gelap, wah pasti seru nih. “Biasanya kita main di emperan saja, kini boleh masuk kamar dalam dong,” kata batin Parmadi.
Dengan sepeda motor Parmadi langsung ngebut menuju jembatan Kebomas. Tiba di sana tak ada Wiwik menunggu, yang ada justru seorang lelaki yang langsung menghardiknya.
“Kamu Parmadi yang ganggu istri saya ya?” sergah Wagiran. Belum juga Parmadi menjawab langsung dikirim swing tinju ala Mike Tyson. Parmadi pun sempoyongan dan sebelum jatuh ditambah lagi dengan jab dan uppercut berulang kali.
Begitu Parmadi terkapar langsung ditinggal begitu saja, dikiranya sekedar pingsan belaka. Padahal karena pukulan Wagiran sangat keras dan mengenai bagian tubuh yang mematikan, nyawa Parmadi tak tertolong. Entah jejak apa yang ditinggalkan Wagiran, tahu-tahu esuk paginya polisi Polres Gresik menjemput Wagiran.
Dalam pemeriksaan dia mengakui telah menganiaya Parmadi semalam, karena mengganggu istri sirinya, Wiwik. Tapi dia sumpah-sumpah tak ada niat mau membunuh Parmadi. Dia sekedar memukul untuk memberi pelajaran belaka, agar jangan lagi mengganggu bininya. Kalau memberi pelajaran, mestinya kasih buku dan balpoin dong! (PK/Gunarso TS)