UDA Martizon (40), sungguh kesewa. Istrinya, Hanifah (35), yang beberapa bulan ini “pisah ranjang” dalam satu rumah, tahu-tahu kencan dengan lelaki lain di hotel. Agar tak dipersulit saat chek in di hotel, maka sang PIL pun diaku sebagai suami. Padahal satu jam setelah kencan Hanifah digerebek suami.
Tidak semua pisah ranjang adalah pertanda rumahtangga bermasalah. Bisa saja istri tidur di kamar lain karena menemani cucu. Bisa pula tempat tidur sedang diperbaiki, sehingga suami istri tidur sendiri-sendiri. Satu di sofa, satu gelar tikar di lantai. Ini benar-benar pisah ranjang, tapi tak bisa disimpulkan bahwa rumahtangganya sedang bermasalah.
Tapi pasangan Hanifah – Martizon sudah bebererapa bulan ini pisah ranjang gara-gara tak sependapat dalam satu persoalan. Apa karena persoalan Pilkada, suami dukung PKS istrinya dukung PDIP? Nggak juga. Pokoknya nggak lagi akur saja. Padahal, nggak pisah ranjang pun tak ada bedanya, karena sementara suami ada di Bawan Kabupaten Agam, istrinya jadi guru di Pulau Mentawai. Walhasil ketemu sebulan sekali, itu pun tanpa makna.
Walhasil pisah ranjang ini tak menjadi masalah besar, sebagaimana sikap sebagian masyarakat saat menghadapi Covid-19. Meski bahaya virus itu sangat mematikan, masih ogah-ogahan saja pakai masker. Cuci tangan juga hanya ketika mau makan. Apa lagi menjaga jarak, dibantah sebagai kemustahilan. “Sama istri kok jaga jarak, mana bisa?” begitu dalilnya.
Sikap Uda Martizon juga seperti itu, sampai kemudian dia ditelpon salah seorang saudaranya bahwa dia melihat Hanifah istrinya masuk hotel bersama lelaki lain di daerah Padang Barat. Bagaimana bisa? Kan dia sedang mengajar di sebuah SD di Mentawai. “Tapi kali ini istrimu nampaknya sedang “dihajar” lelaki lain.” Kata sang penelpun pakai bahasa Minang tentunya.
Dengan mobil Martizon segera menuju hotel sebagaimana informasi yang diterimanya. Dia segera mendatangi bagian resepsionis, menanyakan apakah ada tamu hotel bernama Hanifah? Dijawab benar, malah bersama suaminya. “Suami bagaimana, suaminya ya saya sendiri.” Kata Martizon agak emosi.
Diantar Satpam Martizon dipersilakan ke kamar yang dipakai Hanifah. Begitu dibuka, memang benar adanya. Keduanya tiduran berdua di ranjang sambil nonton TV. Langsung keduanya bangkit, karena merasa terkena OTT. Untungnya Martizon ini bukan tipe lelaki sumbu pendek. Selingkuhan Hanifah hanya dimaki-maki, tanpa pakai kerasnya tinju. Keduanya lalu diproses di Polres Padang.
Martizon telat sih, datang ketika gol pertama telah dicetak. (Inews.id/Gunarso TS)