Jauh-jauh Pulang dari AS Hanya untuk Bunuh Istri

Kamis 06 Agu 2020, 07:30 WIB

DEMI perbaikan nasib keluarga Nuryadi (49), rela menjadi TKI ke AS selama 9 tahun. Tiap bulan dia kirim uang Rp35 juta. Tapi begitu kembali ke Jombang (Jatim) kampung halamannya, di rumah tak ada perubahan aset. Curiga bahwa uangnya buat royal dengan lelaki, Ny. Tanti (48) istrinya langsung saja dibunuhnya.

Pemerintah memang belum mampu memberi pekerjaan pada rakyat seluruhnya, sehingga tahun 1983 Menaker Sudomo membuka kesempatan warga negara RI jadi TKI-TKW di luar negeri. Tapi banyak ekses di sini, gara-gara jauh dari suami atau istri,  di mana-mana terjadi perselingkuhan, sekedar untuk pemenuhan syahwat. Bahkan lebih tragis banyak TKI-TKW kita mati di luar negri karena terbunuh atau dihukum.

Ny. Tanti, warga Mojowarno, Kabupaten Jombang, sekitar 9 tahun lalu juga terpaksa merelakan suaminya, Nuryadi, menjadi TKI di AS. Sebab di Tanah Air tak ada pekerjaan yang menjanjikan kecuali jadi tukang macul atau metik kelapa. Maka ketika ada lowongan TKI tujuan negeri Paman Sam, Nuryadi pun berangkat.

Sejak suami jadi TKI di AS, setiap bulan rutin kirim uang Rp 35 juta, sehingga ekonominya mulai membaik. Tapi kebutuhan orang kan tidak untuk pemenuhan perut belaka. Yang di bawah perut juga perlu jaminan. Dulu sewaktu ada suami masih bisa terpenuhi. Tapi sejak  Nuryadi pergi, kehangatan malam yang selalu dibutuhkan sebuah keluarga, mendadak prei!

Di kala kesepian menghimpit, Tanti kenal seorang lelaki yang mampu mengisi hari-hari sepinya. Tapi ternyata dia ketemu cowok model pengeretan, sehingga dia malah jadi kapal keruk alias menggerogoti harta Tanti, padahal itu hasil jerih payah suaminya di AS sana.

Maka sejak suami tak pernah pulang selama 9 tahun, sicowok terus menggerogoti uang kiriman dari AS. Akibatnya tak ada kemajuan berarti dalam rumahnya. Punya sawah baru juga tidak, punya kendaraan roda empat juga kagak. Tapi Nuryadi tak tahu semuannya ini.

 Ketika kontrak kerja habis, pulanglah dia ke Mojowarno. Alangkah kagetnya Nuryadi, di rumah tak ada apa-apa. Lalu uang Rp35 juta kali 108 bulan ke mana saja. Taruhlah yang 50 persen untuk biaya hidup, lha separonya lagi cemantel (dimanfaatkan) jadi apa. Ditanya soal ini Tanti ternyata gelagepan tak bisa jawab. Dituduh punya PIL juga tak mau mengaku.

Akhirnya malah ribut. Saking jengkelnya, Nuryadi ambil golok dan dibacoklah istrinya hingga tewas di tempat. Anak lelakinya yang mencoba menolong ibu, kena bacok pula, tapi masih bisa diselamatkan. Kini Nuryadi ditahan di Polsek Mojowarno.

 Tragis, jauh-jauh dari AS kok hanya mbarang amuk. (BJ/Gunarso TS)


News Update