JAKARTA - Sekolah dimulai, anak-anak korban kebakaran harus menanggung murung. Ketika masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dimulai Senin (13/7), terlihat miris di posko pengungsian korban kebakaran Rawamangun, Jakarta Timur.
Siswa yang menjadi korban harus meminjam telepon genggam agar bisa mengikuti kegiatan sekolah di hari pertama ini.
Inilah yang dilakukan Muhammad Raihan, 16, tanpa mengenakan seragam sekolah, dan harus meminjam handphone, ia mencoba mengikuti MPLS.
Seluruh harta benda termasuk perlengkapan sekolah, hangus terbakar saat api melahap rumah orangtuanya di RT 03/02, Rawamangun, Kamis lalu. "Ya kalau nggak begini nggak sekolah, makanya pinjam hape dulu," katanya, Senin (13/7).
Menurut Raihan, dirinya yang diterima di SMKN 26 Pulogadung, wajib mengikuti kegiatan hari pertama sekolah secara daring.
Namun karena musibah yang terjadi kemarin, ia pun harus menjalaninya di posko pengungsian. "Untung ada teman yang mau membantu, jadi bisa gantian pakai handphone-nya," ujar Raihan.
Meski sudah mendapatkan telepon genggam, Raihan mengaku masih terus berusaha untuk mendapatkan WiFi. Ia pun bersama rekannya harus pergi ke kantor kelurahan untuk mendapatkan jaringan internet.
"Cuma sampai sana akhirnya nggak bisa connect juga, akhirnya balik lagi ke posko pengungsian," tuturnya.
Atas kondisi yang terjadi itu, ia pun mendapat bantuan dari beberapa orang yang akhirnya memberikan WiFi gratis. Remaja ini pun bisa bernafas lega setelah bisa mengikuti hari pertama sekolah itu.
"Ya mudah-mudahan saja hingga dua hari kedepan ada yang kasih pinjam hape dan kasih WiFi gratis lagi, biar lancar semuanya," tutur Raihan.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 34 rumah warga RT 03 ludes terbakar, sementara 12 rumah terdampak dalam kebakaran yang terjadi Kamis (9/7) lalu.