JAKARTA - Gerakan Kompos Tanam di wilayah Kepulauan Seribu, dilakukan Sudin Lingkungan Hidup (LH) untuk mengurangi jumlah sampah yang ada. Kegiatan juga, sebagai tindak lanjut tentang program kebijakan strategi daerah terkait pemilahan sampah dari sumbernya.
Kepala Sudin LH Kepulauan Seribu, Djoko Rianto Budi Hartono mengatakan, gerakan tersebut bersamaan juga dengan masa pademi Covid-19 . Dimana kapal berikut armada angkut sampah tidak dapat keluar -masuk ke pulau karena adanya pembatasan transportasi. Namun dengan begitu, sampah tetap tidak menumpuk dan dapat tertangani. "Kami memiliki terobosan berupa Gerakan Kompos Tanam. Dimana, sampah-sampah organik kita tanam di dalam lubang selama 21 hari untuk menjadi Kompos dan siap dimanfaatkan," jelasnya, Senin (29/6/2020).
Menurut Djoko, Gerakan Kompos Tanam ini telah dilakukan di 11 pulau berpenduduk yanga ada di Kepulauan Seribu. Untuk lahan yang digunakannya pun, ada milik Pemprov dan juga lahan pribadi masyarakat sekitar. "Untuk mensosialisasikan gerakan ini, kami juga turut menerjunkan 25 PJLP (Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan) sekaligus melakukan pendampingan terhadap warga di RW-RW," ucapnya.
Dijelaskannya, gerakan yang dilakukannya tersebut efektif dapat mengurangi pengiriman sampah dari sumber yang ada ke tempat pembuangan akhir di TPA Bentar Gebang hingga 25 persen. "Kita juga dapat melakukan penghematan biaya BBM," katanya.(deny/ruh)