Macet Sehat, apa Lancar Sakit?

Jumat 15 Mei 2020, 09:45 WIB

MACET adalah  momok di kota-kota besar. Bagaimana nggak, kalau berkendaraan roda empat di wilayah tersebut bisa berpanjang-panjang waktu. Jadi nggak bisa untuk buru-buru. Kalau ada acara yang harus dihadiri, karena kemacetan berjam-jam bisa gagal atau terlambat untuk hadiri acara tersebut. Pokoknya bisa stress deh kalau melalui jalan macet!

Macet adalah salah satu syarat isi kampanye untuk menjadi pejabat gubernur di Jakarta, misalnya. Selain banjir. Biasanya calon siap dengan janjinya akan menanggulangi banjir dan macet.

”Urusan macet dan banjir, mah kecil,” ujar para calon sesumbar. Walau pun pada kenyataannya, macet mah terus, banjir juga selalu always menenggelamkan permukiman dan jalan raya.

Tapi tak disangka, Corona  nggak pakai janji, langsung bikin lancar dan lengang jalan raya. Lihat saja, tol yang biasa padat sesak dengan kendaraan kini lancar. Jalan ibukota yang biasa macet cet, juga lancar.

Walau pun dengan begitu, banyak banget warga yang meninggal dan sakit akibat virus yang kecil banget itu. Virus yang ternyata ganas banget itu sekarang ini sedang bikin ulah di seluruh dunia. Katakanlah, negara yang mampu bikin obat canggih saja, masih bingung cegah virus tersebut.  

Kembali ke soal macet. Buat masyarakat luas, nggak peduli macet. Bagi mereka yang penting bisa pulang kampung. Justru macet itu seninya mudik, Bung!  Jadi kalau disuruh pilih, lancar tapi nggak ngampung, macet tapi mudik? Biar macet, yang penting bisa bergaya di kampung halaman.

Dilema memang, nggak macet banyak korban jiwa berjatuhan. Tapi macet, lumayan sehat wal afiat?  Pilih yang mana? (massoes)


News Update