Ketua MPR Soroti 'Perselingkuhan' antara Penguasa dengan Pemilik Modal

Senin 17 Feb 2020, 18:28 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo  saat menghadiri Mukadimah dan Peluncuran NAGARA INSTITUTE, serta rilis Daerah Terpapar Dinasti Politik sebagai Dampak Oligarki Politik, di Jakarta, Senin (17/2/20).(ist)

Ketua MPR Bambang Soesatyo saat menghadiri Mukadimah dan Peluncuran NAGARA INSTITUTE, serta rilis Daerah Terpapar Dinasti Politik sebagai Dampak Oligarki Politik, di Jakarta, Senin (17/2/20).(ist)

JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai tidak ada yang salah satu keluarga dari mulai anak, menantu, ponakan atau istri pejabat ikut terjun ke politik.

"Tidak ada yang salah dari anggota keluarga yang ikut terjun ke politik, karena tokoh politik memiliki hak yang sama untuk maju dalam kontestasi politik," ucap Bamsoet saat menghadiri Mukadimah dan Peluncuran NAGARA INSTITUTE, serta rilis Daerah Terpapar Dinasti Politik sebagai Dampak Oligarki Politik, di Jakarta, Senin (17/2/20).

 Bamsoet menerangkan yang tak boleh adalah mereka menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan golongan demi memenangkan pemilihan. "Apakah seseorang capable atau tidak menduduki jabatan tertentu, rakyatlah yang menentukan," tutur dia.

 Dia mengatakan sebagai sebuah bangsa, tugas kita bukanlah menghalangi warga negara maju dalam pencalonan untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara.

 "Tugas kita adalah mengedukasi masyarakat agar tak salah memilih pemimpin. Masyarakat yang cerdas akan memilih pemimpin yang berkualitas. Karena pada akhirnya, semua ditentukan oleh rakyat saat menggunakan hak pilihnya di bilik suara," jelas Bamsoet.

 Bamsoet memperingatkan bahwa yang menjadi masalah dalam sistem perpolitikan kita bukanlah terlibatnya anggota keluarga dalam politik. Melainkan 'perselingkuhan' antara penguasa dengan pemilik modal yang bisa saja mewakili kepentingan asing.

Bahkan, yang lebih parah, pemilik modal lah yang melalui orang-orangnya bisa mempengaruhi kebijakan partai politik.

"Tugas penguasa adalah mendistribusikan keadilan secara merata kepada seluruh anak bangsa. Perselingkuhan antara penguasa dengan pemilik modal dan kepentingan asing, membuat distribusi keadilan sosial maupun ekonomi menjadi jomplang.

Akibatnya, hanya segelintir orang yang menikmati kue pembangunan, sedang yang lain terpinggirkan. Inilah justru yang harus disoroti," terang Bamsoet.

 Mantan Ketua DPR RI 2014-2019 ini mencontohkan, di Amerika Serikat saja sebagai negara yang sering dipandang leluhurnya demokrasi, sering ditemukan seorang anak mengikuti jejak orang tuanya berjuang di jalur politik.

Sebagaimana ditunjukan Presiden Amerika Serikat ke-43 George Walker Bush Jr yang mengikuti jejak ayahnya George H.W Bush Sr yang terlebih dahulu menjadi Presiden Amerika Serikat ke-41. Begitupun Hillary Clinton, istri Presiden Amerika Serikat ke-42 Bill Clinton, yang punya kiprah luar biasa bukan hanya dalam perpolitikan Amerika melainkan juga dunia. (johara/win)

Berita Terkait

News Update