JIKA persabatan dicemari pengkhianatan, rumahtangga pun bisa dikorbankan. Inilah yang terjadi atas persahabatan Wiwik, 33, dan Indri, 31, dari Surabaya. Keduanya sudah lama bersahabat, tapi lama-lama Indri nempil nikmat atas suami Wiwik, si Kadri, 40. Daripada ribut sama sahabat, Wiwik milih bercarai saja.
Meski jumlah perempuan secara statistik lebih banyak ketimbang lelaki, tapi stok kaum lelaki di Surabaya tetap aman sampai Lebaran 1441 H. Karenanya tak perlulah sampai memperebutkan suami orang, sehingga digelari Pelakor. Tapi cari suami memang beda dengan cari kambing kurban. Cari kambing cukup gemuk, sehat dan gigi sudah tanggal (poel), sedangkan untuk cari suami faktor cinta dan kecocokan menjadi sangat dominan.
Wiwik dan Indri sudah lama bersahabat, karena memang teman di SMA dulu. Ndilalahnya Kadri suami Wiwik ini juga teman sekantor dengan Indri, sehingga komunikasi semakin terjalin. Misalnya bila Indri mau kirim oleh-oleh buat Wiwik, bisa titip ke suaminya, tak perku pakai Gosend. Begitu pula Wiwik, jika mau titip sesuatu pada Indri bisa lewat Kadri.
Tapi karena Indri ini memang cantik dan lebih muda, lama-lama Kadri bisa kesetrom, meski Indri-nya juga sudah bersuami. Celakanya, Indri lupa akan persahabatan dengan Wiwik yang dibangun dan dirintis sejak SMA dulu. Akibatnya, dia memberi lampu hijau atas kenggragasan Kadri.
Dan sebagaimana lazimnya orang berselingkuh, jika sudah berkoalisi biasanya dilanjutkan dengan eksekusi. Dan itu pula yang terjadi antara Kadri dan Indri. Bagi Indri, pinjam handuk Wiwik ketika nginep di rumah sahabatnya, itu soal bisa. Sekali-kali boleh dong pinjam suaminya juga. “Sekalian pinjem suami Indri juga boleh,” kata setan menabahkan untuk program tukar kunci.
Karena teman sekantor, skandal Kadri-Indri lama-lama sudah menjadi terbuka bahkan sudah menjadi rahasia umum. Kasihan pada Wiwik di rumah, seorang wanita yang juga teman Indri di kantor memberikan info tak sedap itu pada pihak yang berkopenten. “Mbak bisa cek pada suamimu, ini bukan berita hoaks,” kata informan itu dari telepon.
Tentu saja Wiwik kaget, kok jahat banget ya si Indri. Atau mungkin Kadrinya yang jahat, sudah tahu Indri ini sudah punya suami, kok ditelateni juga. Sebagai wanita bijak dan enggan bikin gaduh, Wiwik tak mau menyerang Indri, cukup konfirmasi pada suami sendiri. Ternyata jawaban Kadri pating pecotot nggak keruan, menandakan bahwa info itu memang akurat adanya.
Lagi-lagi Wiwik memang bukan wanita sumbu pendek karena tak mau ribut cukup skandal ini dibawa ke Pengadilan Agama Surabaya saja, alias menggugat cerai. Padahal di Pengadilan Agama, jika alasan gugatan cerai itu karena perselingkuhan/perzinaan, langsung dikabulkan.
Urusan sudah cepat, meski Omnibus Law baru mau dibahas di DPR. (gunarso ts)
