MANTAN Dirut Jiwasraya Hendrisman Rahim dan Direktur Keuanganya, Heri Prasetyo, sudah ditahan Kejaksaan Agung. Mereka ini menambah daftar BUMN salah urus, yang menyebabkan negara rugi bertriliun-triliun. Karena BUMN direken akronim Bada Usaha Milik Nenek, dari 142 BUMN, yang sehat keuangannya hanya lima belasan.
BUMN itu kepanjangan Badan Usaha Milik Negara. Kenapa negara ikut berbisnis, karena keuntungan yang diperoleh untuk mensejahterakan rakyat. Keuntungan itu untuk mendukung APBN di samping pemasukan dari pajak. Sayangnya pemerintah di jaman Orba banyak mempercayakan pengelolaan usaha itu kepada para mantan pejabat.
Dan itu masih juga berlanjut di era reformasi. Tapi sejak dibentuk Kementrian BUMN, Tanri Abenglah menteri BUMN pertama. Dari sana diketahui bahwa banyak BUMN yang salah urus, karena dipegang orang-orang tak punya kompetensi. Tak mengherankan, dari 142 BUMN, yang keuangannya sehat hanya 15-an.
Sampai Menteri BUMN-nya dipegang Rini Sumarno, kondisinya tak berubah, bahkan semakin momrot (parah). Ini nampak dari kondisi Pertamina dan Garuda. Ada keluarga dekat memanfaatkan posisinya di Pertamina, ada Dirut Garuda memoles laporan keuangan dari rugi menjadi untung, didiamkan saja.
Kelakuan mereka ini bikin rugi BUMN, karena bagi mereka BUMN itu tak lebih kepanjangan Badan Usaha Milik Nenek. Dan di asuransi Jiwasraya, sikap seperti itu semakin nyata. Terbukti ketika Jiwasraya punya Dirut Hendrisman Rahim dan Direktur Keuangan Hary Prasetyo, uang negara malah dibuat main saham gorengan. Gara-gara ini Jiwasraya gagal bayar klaim sampai Rp13 triliun.
Hendrisman dan Hary Prasetyo kini sudah ditahan Kejaksaan Agung. Keduanya benar-benar menganggap BUMN sebagai Badan Usaha Milik Nenek. Bayangkan, uang negara dipakai “berjudi”. Kalau untung dikantongi sendiri, jika merugi dibebankan pada negara.
Kini Menteri BUMN Erick Tohir punya tugas berat, membenahi 127 BUMN yang dalam kondisi sakit. Bagaimana mengatur usaha milik negara itu untuk fokus pada bisnis intinya, jangan macem-macem ngurusi yang lain. Misalnya, PT Krakatau Steel yang bisnis baja, kok ngobyek bisnis hotel segala, apa hubungannya? (gunarso ts)