Ini Satu Lagi Kiat Membuat Murai Batu Liar jadi Jinak dan Ngepur

Jumat 30 Mar 2018, 06:26 WIB

JAKARTA- Ksangkar Sangkar murai batu liar, dikerodong dengan sedikit terbuka, biar cepat jinak. (joko) Untuk mendapatkan murai colokan berkualitas bagus, perlu dilakukan pemantauan yang jeli. "Kita harus melihat katuranggan bagus yang meliputi sejumlah kriteria yakni bodi besar panjang, kepala papak, mata belok, paruh tipis. Meski masih gerabakan, tapi gerakan kaki dan ekor harus diperhatikan. Posisi kaki harus sering tegak sedangkan ekor jangan sering menyentuh jari - jari sangkar saat gerabakan kesana kemari. Burung yang bagus harus sering mengangkat ekornya agar tetap mulus. Sedangkan dari segi suara, yang ketrekannya kencang, apalagi dobel," jelas Margono. Syahroni, salah satu kicau mania berkantong cekak juga punya trik lain. "Saya rela memantau sampai berjam-jam di kios burung demi mendapatkan murai colokan yang prospek. Meski sejumlah burung dicampur dalam satu sangkar tertutup kalau ada yang bunyi pertanda mental bagus," kata warga Kemayoran, Jakpus sambil menambahkan jika salah pilih akan merugi. "Beli burung colokan, risikonya dapat burung yang 'bisu' atau cuma ngeriwik seumur hidup. Itu sangat mengecewakan," sambungnya. JINAK DAN GACOR Secara umum beberapa kriteria murai yang bagus adalah jinak lalat, doyan pur, dan gacor. Untuk membuat gacor, burung harus terlebih dulu bersifat jinak. Dilatih makan pur untuk memudahkan perawatan dan hemat biaya mengingat harga kroto mahal dan kadang tidak ada di pasaran. Jadi, burung wajib doyan makanan pokok pur tapi juga diberi makanan tambahan seperti kroto, jangkrik, ulat hongkong, maupun cacing. Margono dan Syahroni sama-sama punya trik jitu untuk melatih murai liar agar cepat jinak dan makan pur. Menurutnya, banyak kicau mania yang membutuhkan waktu lebih dari sebulan untuk mengkondisikan murai. Tapi kedua orang ini punya jurus yang lebih cepat yakni di bawah satu minggu burung sudah kondusif. "Kuncinya kita harus tega melihat si burung kelaparan,pemberian kroto harus seminim mungkin," kata Margono. Pertama, burung sering dimandikan pakai semprotan air. "Kalau cuaca cerah bisa dilakukan pagi, siang, dan sore. Disemprot sampai basah kuyup lalu sangkar tidak perlu dikerodong dan digantung setinggi dua meteran, biar biasa dengan lalulalang manusia. Kalau bulu sudah kering dan tampak mulai gerabakan, maka sangkar dikerodong dan sedikit dibuka bagian depan," kata Margono. Kedua, selama proses pelatihan makan, berikan jangkrik dalam jumlah minim sekitar tiga ekor untuk masing-masing siang dan sore. Sediakan pur halus di dalam wadah pakan. "Waktu pagi saat burung lapar berat, berikan satu sendok kroto yang dibasahi cairan vitamin lalu diaduk bercampur pur halus tadi. Tujuannya saat burung makan kroto akan bercampur dengan pur halus sehingga burung akan cepat doyan. Hal ini terlihat dari kotorannya," ungkapnya. Kalau burung sudah doyan pur halus, maka saatnya dicampur pur kasar sehingga nantinya murai doyan makan pur. Untuk pengkondisian seperti ini paling lama hanya seminggu. Syahroni menambahkan kalau saat masih bahan burung sudah suka ngeriwik, maka setelah dirawat beberapa bulan sudah gacor dan biasanya terjadi setelah proses mabung atau ganti bulu selesai. (joko/b)


Berita Terkait


News Update