Kasatgas Nusantara: Dari 45 Berita yang Didalami Polisi, 42 Diantaranya Hoax

Senin 05 Mar 2018, 14:21 WIB

 JAKARTA –  Sejak awal Februari hingga alhir Februari tahun ini, tercatat ada 42 berita hoax yang tercatat oleh kepolisian. Hoax ini didominasi oleh isu penyerangan ulama atau tokoh agama. Ketua Satuan Tugas (Kasatgas) Nusantara, Irjen Pol. Gatot Edi Pramono, mengatakan kalau tim kasatgas telah melakukan pendalaman kasus tersebut dan ditemukan 45 peristiwa di mana 3 di antaranya riil sedangkan 42 lainnya berita hoax. "Dari hasil pendalaman kita, kasus yang riil, nyata terjadi hanya ada tiga. Yaitu dua di jawa Barat, dan  satu di Jawa Timur," jelas Gatot pada Senin (5/3/2018) di Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan. Isu penyerangan terhadap ulama atau tokoh agama yang benar terjadi yaitu penyerangan terhadap KH Umar Basyir, pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Cicalengka, Jawa Barat. Lalu penyerangan terhadap Ustad Prawoto yang di Bandung, Jawa Barat. Dari 45 peristiwa tersebut, telah dikategorisasikan ke dalam empat kelompok. Pertama, peristiwa yang betul-betul terjadi dan itu ada. Kedua adalah peristiwa yang direkayasa tetapi diviralkan seolah-olah itu terjadi. Kemudian yang ketiga, peristiwa tersebut merupakan tindak pidana umum, tetapi diviralkan seolah-olah korbannya adalah ulama dan pelakunya adalah orang dalam gangguan jiwa (odgj). Terakhir, peristiwa tidak terjadi sama sekali tapi seolah-seolah terjadi penyerangan terhadap ulama. "Empat kategori ini hasil pendalaman kita di lapangan," terangnya. Ia menambahkan, penyelidikan ini dilakukan melalui darat dan udara. Udara di sini merupakan media sosial. Namun hubungan antara peristiwa hoaks yang terjadi antara satu dengan lain, belum diketahui. "Kita belum melihat koneksi-koneksi itu. Atau peristiwa itu didesain oleh kelompok-kelompok tertentu, orang tertentu, di darat ya, sehingga seolah-olah ini perbuatan oknum tertentu," ujar Gatot. Tetapi menurutnya, tim satgas menemukan hubungan peristiwa tersebut di udara atau media sosial atau internet. "Tetapi di udara, di media sosial kita menemukan koneksi ini. Koneksi diantara satu peristiwa dengan peristiwa lain, yang didesain sedemikian rupa seolah-olah ada penyerangan terhadap ulama," pungkasnya. (Cw2/tri)


Berita Terkait


News Update