Meski demikian, Yuka menegaskan bahwa kedekatan tersebut tidak disertai perasaan cinta atau niat menjalin hubungan serius. Menurutnya, kedekatan emosional tidak selalu berujung pada hubungan asmara.
Foto Viral di Mobil: Diakui, Namun Dianggap Wajar
Dalam klarifikasinya, Yuka juga mengakui keaslian foto dirinya bersama Jule di dalam mobil yang sempat viral. Ia membenarkan bahwa sosok dalam foto tersebut adalah dirinya dan Jule, termasuk pose kepala Jule yang bersandar di bahunya serta tangan yang menggandeng lengannya.
Meski terlihat intim, Yuka menilai gestur tersebut tidak melampaui batas, terlebih dirinya berstatus single pada saat itu. Ia menyebut bahwa tindakan tersebut dianggap wajar dalam konteks pertemanan dekat.
Namun, dr. Richard Lee kembali menekankan bahwa gestur tersebut tidak lazim dilakukan oleh teman biasa. Pernyataan ini mencerminkan sudut pandang publik yang menilai kedekatan fisik sebagai indikator hubungan asmara.
Baca Juga: Jam Check Out Hotel di Puncak Bogor, Polisi Terapkan One Way arah Jakarta
Status Jule sebagai Ibu Tiga Anak Jadi Pertimbangan
Salah satu bagian paling emosional dalam klarifikasi ini muncul ketika Yuka membahas status Jule sebagai ibu dari tiga orang anak. Ia mengakui bahwa Jule adalah sosok yang menarik secara fisik, namun menegaskan tidak memiliki keinginan untuk melangkah ke hubungan yang lebih serius.
“Kalau dari cowok pada umumnya pasti lihat dia cakep. Tapi kalau dari aku, aku tidak mau,” ujar Yuka.
Ia menjelaskan bahwa faktor keluarga dan pandangan sosial menjadi pertimbangan besar. Menurutnya, membawa Jule ke dalam hubungan serius, apalagi memperkenalkannya ke keluarga, bukanlah keputusan yang mudah.
“Dia ibu tiga anak. Tidak mungkin juga aku kenalkan ke keluarga. Ibu aku bisa dihujat,” ungkap Yuka dengan nada reflektif.
Pernyataan ini menunjukkan konflik batin yang dirasakan Yuka antara perasaan simpati, realitas sosial, dan tanggung jawab moral.
Klarifikasi sebagai Upaya Meredam Polemik
Dengan tampilnya Yuka di hadapan publik, klarifikasi ini diharapkan dapat meredam polemik dan spekulasi liar yang berkembang. Meski tidak sepenuhnya memuaskan semua pihak, pernyataan terbuka ini menjadi langkah penting dalam menjelaskan posisi dan sikap pribadinya.
Kasus ini kembali menegaskan betapa ruang privat figur publik semakin sempit di era media sosial, di mana potongan foto dan narasi singkat dapat memicu penilaian luas tanpa konteks utuh.
