Jean-Paul van Gastel Angkat Bicara: Atmosfer Laga Persijap vs PSIM Jadi Sorotan Serius (Sumber: Dok/Ileague)

OLAHRAGA

Pelatih PSIM Jean-Paul van Gastel Terkejut dengan Atmosfer Panas Saat Hadapi Persijap

Rabu 24 Des 2025, 17:01 WIB

POSKOTA.CO.ID - Pelatih PSIM Yogyakarta, Jean-Paul van Gastel, menilai atmosfer Stadion Gelora Bumi Kartini yang minim penonton turut memengaruhi performa timnya saat ditahan imbang Persijap Jepara 1-1 pada pekan ke-15 Super League 2025–2026.

Meski berhasil mencuri satu poin, pelatih asal Belanda itu mengaku belum puas dengan permainan Laskar Mataram dan menekankan pentingnya kehadiran suporter dalam membangun emosi serta intensitas pertandingan sepak bola profesional.

PSIM Yogyakarta gagal membawa pulang tiga poin penuh saat bertandang ke markas Persijap Jepara dalam lanjutan Super League 2025–2026.

Pertandingan yang digelar di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, berakhir dengan skor imbang 1-1 dalam duel yang diwarnai drama hingga menit-menit akhir laga.

Tuan rumah Persijap Jepara sempat unggul lebih dulu melalui gol Adzikry Fadlillah pada menit ke-51. Gol tersebut membuat PSIM berada dalam tekanan cukup panjang, terutama di babak kedua ketika Persijap tampil lebih agresif di hadapan publiknya sendiri.

Namun, PSIM menunjukkan mental bertanding yang kuat dengan menyamakan kedudukan lewat gol Riyatno Abiyoso pada menit ke-90, menyelamatkan satu poin penting dari laga tandang.

Hasil ini membuat PSIM Yogyakarta tertahan di peringkat kelima klasemen sementara Super League 2025–2026 dengan koleksi 23 poin dari 15 pertandingan.

Sementara itu, Persijap Jepara masih terpuruk di papan bawah, menempati posisi ke-17 dengan raihan sembilan poin, situasi yang kian menekan tim berjuluk Laskar Kalinyamat tersebut dalam persaingan menghindari degradasi.

Baca Juga: Pajero Terbaru Tertangkap Uji Jalan, Mitsubishi Isyaratkan Comeback Global

Van Gastel Belum Puas dengan Performa PSIM

Meski berhasil mencuri poin di laga tandang, Jean-Paul van Gastel mengaku belum sepenuhnya puas dengan performa anak asuhnya. Ia menilai PSIM masih memiliki potensi untuk bermain jauh lebih baik, baik dari sisi penguasaan bola maupun efektivitas serangan.

“Saya tidak terlalu puas dengan penampilan tim saya karena saya yakin kami bisa bermain jauh lebih baik,” ujar Van Gastel, dikutip dari situs resmi I League.

Menurut pelatih asal Belanda tersebut, PSIM kerap kehilangan ritme permainan, terutama di fase transisi bertahan ke menyerang. Hal ini membuat timnya kesulitan mengembangkan permainan di sebagian besar babak kedua.

Namun demikian, Van Gastel tetap memberikan apresiasi khusus kepada para pemain cadangan yang diturunkannya. Ia menilai keputusan pergantian pemain menjadi faktor krusial yang mengubah jalannya pertandingan.

“Saya harus memberikan pujian kepada pemain cadangan karena mereka memberi dampak positif dan membantu tim keluar dari tekanan,” lanjutnya.

Masuknya sejumlah pemain pengganti dinilai mampu meningkatkan intensitas permainan PSIM, sekaligus memberikan energi baru yang akhirnya berbuah gol penyeimbang di penghujung laga.

Atmosfer Sepi Stadion Jadi Catatan Serius

Selain mengevaluasi performa tim, Van Gastel secara terbuka menyoroti atmosfer pertandingan di Stadion Gelora Bumi Kartini yang dinilainya relatif sepi penonton. Menurutnya, kondisi tersebut berpengaruh besar terhadap motivasi dan emosi pemain di lapangan.

“Bagi saya, bermain dalam suasana seperti ini tidak menyenangkan. Dan saya pikir hal itu mungkin tercermin pada tim saya,” tegas Van Gastel.

Ia menekankan bahwa sepak bola bukan sekadar pertandingan taktik dan fisik, tetapi juga pertarungan emosi yang sangat dipengaruhi oleh kehadiran suporter. Tanpa dukungan penonton, atmosfer stadion menjadi hampa dan sulit memantik semangat bertanding maksimal.

“Jika tidak ada penggemar, suasana menjadi mengerikan. Bukan hanya bagi para pemain, tetapi bagi semua orang yang ada di stadion,” ujar mantan asisten pelatih Feyenoord tersebut.

Pernyataan ini menggambarkan sisi emosional seorang pelatih yang memahami betul bahwa sepak bola hidup dari denyut dukungan suporter. Bagi Van Gastel, sorak sorai, tekanan dari tribun, hingga euforia penonton merupakan elemen penting yang membentuk karakter sebuah pertandingan.

Baca Juga: Demi Kepastian Hukum dan Usaha, PHRI Jakarta Minta DPRD Taati Hasil Fasilitasi Kemendagri atas Raperda KTR DKI

Tantangan Mental di Sisa Musim

Hasil imbang melawan Persijap menjadi pengingat bagi PSIM Yogyakarta bahwa konsistensi masih menjadi pekerjaan rumah utama di musim ini. Sebagai tim yang menargetkan posisi papan atas, PSIM dituntut untuk tampil lebih stabil, terutama saat menghadapi lawan-lawan yang secara peringkat berada di bawah mereka.

Di sisi lain, Persijap Jepara menunjukkan semangat juang tinggi meski berada dalam situasi sulit. Tambahan satu poin memang belum cukup mengangkat posisi mereka secara signifikan, tetapi performa melawan PSIM bisa menjadi modal mental untuk menghadapi laga-laga berikutnya.

Super League 2025–2026 masih menyisakan perjalanan panjang. Bagi PSIM, evaluasi mendalam atas performa, konsistensi permainan, dan kesiapan mental akan menjadi kunci untuk tetap bersaing di jalur papan atas. Sementara bagi Persijap, dukungan publik dan atmosfer stadion yang hidup bisa menjadi energi tambahan dalam perjuangan keluar dari zona degradasi.

Tags:
atmosfer stadionhasil Persijap vs PSIMSuper League 2025–2026Jean-Paul van GastelPersijap JeparaPSIM Yogyakarta

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor