Ilustrasi etika mengerem untuk pengendara motor yang aman dan bertanggung jawab. (Sumber: WMS)

OTOMOTIF

Lalu Lintas Padat, Ini Etika Mengerem Motor yang Perlu Dipahami

Rabu 24 Des 2025, 13:35 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kepadatan lalu lintas di wilayah perkotaan seperti Jakarta dan Tangerang menuntut pengendara sepeda motor untuk tidak hanya mengandalkan kemampuan teknis berkendara.

Beragam jenis kendaraan yang saling berbagi ruang, mulai dari mobil pribadi, bus, truk, hingga angkutan umum, membuat risiko kecelakaan semakin tinggi apabila tidak dibarengi dengan sikap berkendara yang beretika.

Salah satu aspek penting yang kerap luput dari perhatian adalah cara melakukan pengereman. Banyak pengendara merasa sudah terbiasa menarik tuas rem, namun belum sepenuhnya memahami etika mengerem yang aman dan bertanggung jawab, terutama di kondisi lalu lintas yang padat dan sering berubah secara tiba-tiba.

Menanggapi kondisi tersebut, Tim Safety Riding Promotion Main Dealer sepeda motor Honda Jakarta-Tangerang, PT Wahana Makmur Sejati (WMS), menekankan pentingnya etika pengereman sebagai bagian dari budaya keselamatan berkendara.

Baca Juga: Ducati Rilis Panigale V4 Marc Marquez World Champion, Produksi Terbatas

“Di lalu lintas padat seperti Jakarta misalnya, pengereman punya peran sangat besar dalam mencegah kecelakaan. Cara kita mengerem bisa berdampak langsung pada keselamatan diri sendiri dan pengendara lain,” ujar Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati, Agus Sani.

Menurutnya, pemahaman mengenai etika pengereman perlu terus disosialisasikan agar pengendara tidak hanya berfokus pada kecepatan dan keterampilan, tetapi juga pada tanggung jawab terhadap sesama pengguna jalan.

Tim Safety Riding Promotion WMS membagikan tiga prinsip dasar etika pengereman yang penting diterapkan pengendara sepeda motor, khususnya di kawasan Jakarta–Tangerang yang memiliki karakter lalu lintas padat, sering terjadi pengereman mendadak, serta minim ruang gerak.

1. Mengantisipasi situasi dan menjaga jarak aman

Etika mengerem tidak dimulai saat tuas rem ditarik, melainkan sejak pengendara membaca kondisi lalu lintas dan menjaga jarak dengan kendaraan di depan.

Baca Juga: Kawasaki W175 ABS dan STREET Resmi Dipasarkan, Ini Perbedaannya

Di jalanan perkotaan, perubahan situasi bisa terjadi dalam hitungan detik, seperti kendaraan berhenti mendadak, pejalan kaki menyeberang, atau pengendara lain berpindah jalur tanpa aba-aba.

Dengan jarak aman yang cukup, pengendara memiliki waktu reaksi yang lebih panjang untuk melakukan pengereman secara bertahap dan terkendali.

Cara ini membantu menghindari pengereman mendadak yang berpotensi menyebabkan motor kehilangan keseimbangan atau tertabrak dari belakang.

2. Menggunakan teknik pengereman yang seimbang

Pengereman yang aman perlu dilakukan dengan memanfaatkan rem depan dan belakang secara seimbang.

Masih banyak pengendara yang hanya mengandalkan satu rem atau menarik rem secara tiba-tiba karena panik, padahal kebiasaan tersebut dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

Teknik pengereman yang benar membantu menjaga stabilitas sepeda motor, terutama saat melintas di jalan licin akibat hujan, marka jalan, atau permukaan yang tidak rata.

Kontrol yang baik akan memberikan pengendara kesempatan untuk tetap mengendalikan motor meski harus berhenti secara mendadak.

3. Memperhatikan pengguna jalan lain

Etika mengerem juga berkaitan dengan sikap dan kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Setiap tindakan pengendara di jalan raya memiliki dampak langsung terhadap pengguna jalan lainnya.

Pengereman mendadak tanpa alasan yang jelas dapat mengejutkan pengendara di belakang dan memicu kecelakaan beruntun.

Pengendara sepeda motor disarankan untuk selalu memperhatikan spion, membaca pergerakan kendaraan di sekitar, serta menghindari tindakan egois seperti memotong jalur lalu langsung mengerem.

Di lalu lintas yang heterogen, saling menghargai dan memberi ruang menjadi kunci utama keselamatan bersama.

“Pengereman yang baik dan benar harus dilakukan dengan tenang, bertahap, dan menggunakan kombinasi rem depan serta belakang. Dengan teknik yang tepat, pengendara tetap bisa mengendalikan motor meskipun harus berhenti mendadak,” jelas Agus Sani.

Penerapan etika pengereman tersebut sejalan dengan semangat keselamatan berkendara di jalan raya bukan hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga komitmen bersama seluruh pengguna jalan.

Melalui edukasi berkelanjutan, WMS berharap pengendara sepeda motor semakin memahami bahwa keselamatan berkendara tidak hanya ditentukan oleh keahlian, tetapi juga oleh sikap dan kepedulian.

Pengereman yang dilakukan dengan benar dan penuh kesadaran menjadi langkah sederhana yang dapat memberi dampak besar dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas.

Tags:
tips berkendara amanPT Wahana Makmur SejatiWMSetika pengeremanLalu Lintas Padatlalu lintas

Erwan Hartawan

Reporter

Muhammad Faiz Sultan

Editor