POSKOTA.CO.ID - Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mandiri 2025 kembali menjadi harapan besar bagi jutaan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Dengan suku bunga rendah dan skema pembiayaan yang relatif ringan, program ini dirancang pemerintah dan perbankan untuk memperkuat daya tahan ekonomi rakyat sekaligus mendorong pertumbuhan usaha produktif.
Namun di balik besarnya antusiasme tersebut, tidak sedikit pelaku UMKM yang harus menerima kenyataan pahit: pengajuan KUR Mandiri mereka ditolak.
Bagi sebagian pengusaha kecil, penolakan ini bukan sekadar persoalan administratif, tetapi juga pukulan psikologis yang memengaruhi keberlanjutan usaha dan kepercayaan diri mereka sebagai pelaku ekonomi.
Padahal, penolakan KUR Mandiri 2025 umumnya bukan disebabkan oleh faktor tunggal. Bank memiliki standar analisis risiko yang ketat demi memastikan dana pembiayaan tepat sasaran dan dapat dikembalikan sesuai ketentuan. Memahami penyebab umum penolakan menjadi langkah awal agar pengajuan berikutnya memiliki peluang lebih besar untuk disetujui.
Baca Juga: Link Live Streaming Final Voli SEA Games 2025 Indonesia vs Thailand, Tayang 17.30 WIB
Dokumen Tidak Lengkap Masih Jadi Kendala Utama
Tahap awal analisis KUR Mandiri adalah pemeriksaan dokumen. Data yang tidak lengkap, tidak sinkron, atau diragukan keabsahannya dapat langsung menghentikan proses pengajuan. Bank Mandiri membutuhkan kepastian identitas dan legalitas usaha sebelum melangkah ke tahap analisis lanjutan.
Pelaku UMKM kerap menganggap sepele dokumen, padahal inilah fondasi utama penilaian kredit. Ketidaksesuaian antara KTP, Kartu Keluarga, dan surat usaha, misalnya, dapat menimbulkan keraguan dalam proses verifikasi.
Solusi: Siapkan dokumen utama sejak awal, meliputi KTP elektronik, Kartu Keluarga, Nomor Induk Berusaha (NIB) atau Surat Keterangan Usaha, serta NPWP untuk plafon tertentu. Pastikan seluruh data konsisten dan mencerminkan kondisi sebenarnya.
Usaha Tidak Aktif, Bank Sulit Memberi Kepercayaan
KUR Mandiri hanya ditujukan untuk usaha yang benar-benar berjalan. Dalam praktiknya, petugas bank akan melakukan survei lapangan. Jika aktivitas usaha tidak terlihat jelas atau sulit diverifikasi, pengajuan berpotensi dinilai berisiko tinggi.
Bagi UMKM, kunjungan survei sering menjadi momen krusial. Usaha yang tampak sepi, tidak memiliki stok barang, atau tidak menunjukkan aktivitas produksi dapat menurunkan tingkat kepercayaan bank.
Solusi: Pastikan usaha beroperasi secara rutin. Tunjukkan aktivitas penjualan atau produksi, siapkan peralatan usaha, stok barang, dan bukti transaksi sebagai pendukung.
Riwayat Kredit Bermasalah di SLIK OJK
Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK menjadi acuan utama bank dalam menilai rekam jejak kredit pemohon. Riwayat tunggakan, keterlambatan cicilan, atau kredit macet akan tercatat dan memengaruhi keputusan persetujuan.
Bagi sebagian pelaku UMKM, masalah ini sering berasal dari pinjaman lama yang belum diselesaikan atau keterlambatan pembayaran karena tekanan ekonomi.
Solusi: Lunasi seluruh tunggakan sebelum mengajukan KUR Mandiri. Disiplin membayar cicilan tepat waktu akan membantu memperbaiki skor kredit dan meningkatkan peluang persetujuan.
Plafon Pinjaman Tidak Sejalan dengan Kapasitas Usaha
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah pengajuan plafon pinjaman yang terlalu besar. Bank akan menilai kemampuan bayar berdasarkan omzet dan arus kas usaha. Jika pengajuan dianggap tidak realistis, risiko gagal bayar dinilai terlalu tinggi.
Solusi: Ajukan plafon sesuai kebutuhan modal kerja dan kemampuan pembayaran. Perhitungan realistis menunjukkan kedewasaan dalam mengelola usaha.
Catatan Keuangan yang Tidak Tertata
Banyak UMKM masih menjalankan usaha tanpa pencatatan keuangan yang jelas. Padahal, laporan sederhana tentang pemasukan dan pengeluaran sangat penting dalam analisis kredit.
Solusi: Mulailah membuat pencatatan keuangan rutin, meskipun sederhana. Data ini menjadi bukti konkret bahwa usaha dikelola secara serius dan berkelanjutan.
Kurangnya Pemahaman Prosedur Resmi KUR Mandiri
Sebagian pelaku UMKM masih mengandalkan informasi tidak resmi atau perantara yang tidak jelas. Hal ini sering berujung kesalahan prosedur dan kekecewaan.
Solusi: Ajukan KUR Mandiri hanya melalui jalur resmi Bank Mandiri, baik di kantor cabang maupun layanan digital. Perlu ditegaskan, pengajuan KUR tidak dipungut biaya apa pun.
Penolakan Bukan Akhir, Melainkan Evaluasi
Penolakan KUR Mandiri 2025 bukanlah akhir dari perjalanan UMKM. Sebaliknya, hal ini dapat menjadi cermin untuk memperbaiki kesiapan usaha. Dengan dokumen lengkap, usaha aktif, riwayat kredit sehat, serta pengajuan yang realistis, peluang persetujuan akan meningkat signifikan.
Bagi UMKM, KUR bukan sekadar pinjaman, tetapi kepercayaan. Dan kepercayaan hanya dapat diraih melalui kesiapan, transparansi, dan konsistensi dalam mengelola usaha.