Baca Juga: Isi Gugatan Cerai Atalia Praratya Dirahasiakan, Kuasa Hukum Hormati Aturan Hukum
Refleksi tentang Pernikahan dan Kehadiran dalam Keluarga
Dalam podcast tersebut, Asri juga banyak berbagi pandangan tentang pernikahan. Ia menekankan bahwa kehadiran emosional suami dan istri jauh lebih penting dibanding sekadar rutinitas bersama.
Menurutnya, banyak hubungan retak bukan karena satu masalah besar, melainkan akumulasi dari komunikasi yang terputus, kelelahan, dan kurangnya perhatian satu sama lain.
“Kehadiran itu penting. Hadir beneran, bukan cuma ada secara fisik tapi main handphone,” ungkap Asri. Ia juga menyinggung pentingnya keterbukaan soal keuangan, komunikasi tentang kebutuhan fisik dan emosional, serta saling menjaga diri demi pasangan.
Baca Juga: Respons Lisa Mariana Atas Gugatan Cerai Ridwan Kamil dan Atalia Praratya: Ungkap Dukungan di Medsos
Berdamai dengan Diri Sendiri dan Melangkah ke Depan
Di akhir perbincangan, Asri Welas mengaku kini berada di fase yang lebih tenang. Ia mengatakan telah berdamai dengan masa lalu dan memaafkan dirinya sendiri atas segala keputusan yang pernah diambil. Tangis yang muncul, menurutnya, bukan lagi tanda kelemahan, melainkan bentuk kejujuran terhadap diri sendiri.
“Aku sekarang menjalani hidup apa adanya. Kerja keras, punya tiga anak, dan tetap melangkah walaupun penuh air mata. Tapi aku bahagia,” tutup Asri Welas.
Kisah Asri Welas ini pun menjadi pengingat bahwa publik hanya melihat potongan kecil dari kehidupan seseorang. Di balik tawa dan karya-karya komedi, tersimpan perjalanan hidup yang penuh luka, pembelajaran, dan proses penyembuhan yang tidak sederhana.
