TAMANSARI, POSKOTA.CO.ID - Pengunjung kawasan wisata Kota Tua di Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, semringah lantaran trotoar sudah bersih dari pedagang kaki lima (PKL), Sabtu, 13 Desember 2025.
Pengunjung asal Cengkareng, Jakarta Barat, Yayan Kurniawan, 31 tahun, mengatakan, biasanya pada weekend seperti hari ini, PKL menjamur di trotoar.
"Jalanan jadi lebih longgar. Kan, biasanya sumpek karena ada PKL yang berjualan," kata Yayan kepada Poskota saat di lokasi.
Menurut Yayan, seharusnya trotoar bersih dari aktivitas pedagang. Apalagi, Kota Tua merupakan salah satu kawasan wisata favorit yang juga cagar budaya.
"Harusnya pedagang sudah ada tempatnya berjualan, bukan jualan di atas trotoar," kata dia.
Pengunjung asal Purwakarta, Ida, 22 tahun, mengatakan hal yang sama. Wanita yang berprofesi sebagai guru les BIMBA ini menuturkan, trotoar jalan merupakan hak pejalan kaki.
"Seharusnya memang bukan buat pedagang, tapi buat masyarakat pejalan kaki," kata dia.
Baca Juga: Rektor IKJ Dukung Rencana Gubernur Pramono Pindahkan Kampus ke Kota Tua
Ida bersama temannya jauh-jauh datang dari Purwakarta ke Kota Tua dengan menaiki KRL. Keduanya setiap hari libur kerja mengaku suka jalan-jalan dengan menaiki kereta.
"Kalau ke Kota Tua baru kali ini. Kesannya bagus ya, rapi, kawasannya tertata. Buat pedagang juga memang seharusnya ada tempat buat jualan," kata dia.
Ida menyebut, pemerintah dalam hal ini Pemprov DKI, perlu mengatur agar trotoar di kawasan Kota Tua tidak lagi dijajaki oleh PKL. Di sisi lain, ia melihat pedagang juga membutuhkan ruang untuk mengais rezeki.
"Disediain tempat biar pedagangnya bisa buat jualan. Kalau bisa biaya sewa jangan mahal-mahal, jadi pedagangnya juga biar enggak jualan di trotoar lagi," ucap dia.
Sementara, Kepala Satpol PP Kecamatan Tamansari, Goodman Sidabutar, mengatakan, pihaknya menggencarkan pengawasan terhadap pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Kota Tua.
Hal itu dilakukan dalam rangka penegakkan Perda DKI Jakarta Nomor 8 tahun 2007 tentang ketertiban umum, serta demi kenyamanan berwisata para pengunjung di kawasan cagar budaya tersebut.
"Kawasan ini kan sebelumnya marak PKL liar ya. Makanya dalam rangka penegakkan Perda dan kepentingan publik juga, kita perketat pengawasan di tempat ini," kata Goodman.
Ia mengungkapkan, bahwa telah terjadi benturan sebanyak tiga kali dalam satu bulan terakhir antara petugas dengan komunitas PKL terkait larangan berjualan di Kota Tua.
"Saya kan, baru menjabat di sini sekitar satu bulan. Pak Gubernur sudah beri instruksi supaya PKL itu ditertibkan. Makanya kita gencarkan pengawasan," ucapnya.
Goodman menyampaikan, pada hari kerja, pihaknya menerjunkan 25 hingga 30 personel untuk melakukan pengawasan di kawasan Kota Tua.
"Kalau akhir pekan itu bisa sampai 100 personel. Masing-masing kecamatan kan kirim anggotanya ke sini di akhir pekan," ujar Goodman.
Selain itu, pihaknya juga sudah mulai menggencarkan kegiatan 'Jumat Bersih' di trotoar-trotoar Kota Tua, menyusul sampah plastik hasil dagangan para PKL di lokasi itu.
"Kalau dilihat, trotoar dekat ATM itu kan sudah bersih dari sampah. Kita sudah mulai lakukan (program) "Jumat Bersih" di sini," tutur Goodman.
Baca Juga: Pramono Usulkan Institut Kesenian Jakarta Dipindahkan ke Kota Tua
Goodman mengungkapkan, bahwa perilaku PKL yang selalu kembali berjualan usai diberi teguran atau ditertibkan, masih menjadi masalah yang kerap dihadapi petugas di lapangan.
"Petugas kita kan tidak bisa selalu di sini. Makanya kita juga minta ke Sudin PPKUKM itu untuk manfaatkan gedung-gedung kosong di kawasan ini. Mereka (PKL) sih, kemarin, mengeluh karena enggak ada loksem (lokasi sementara) di sini. Makanya berjualan liar. Mungkin itu bisa diasistensi," tutur Goodman.
Pihaknya pun berharap adanya kerja sama lintas sektor untuk membuat Kota Tua nyaman sebagai lokasi wisata.
"Di sini kan ada Dishub, UPK Kota Tua dan beberapa instansi lainnya. Kerja sama dan koordinasi kita di sini penting untuk perkuat pengawasan," kata dia.