BABELAN, POSKOTA.CO.ID - Assyifa Mulandar, 25 tahun, salah seorang korban tewas dalam kebakaran Gedung Terra Drone, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, dikenal pendiam, kuat, dekat dengan keluarga, dan rajin beribadah.
“Saya melihat korban sebagai sosok yang kuat, tegas, dan menurut saya dia tuh kakak yang paling baik. Jujur saya paling deket sama dia. Dan yang paling saya ingat, almarhum ini rajin puasa Senin-Kamis dan ibadahnya kuat,” kata adik korban, Alfito Mulandar, 15 tahun, Rabu, 10 Desember 2025.
Alfito mengaku banyak kenangan indah bersama kakaknya, termasuk momen-momen sederhana yang kini terasa begitu berarti.
“Kadang dia kalau habis gajian suka ajak jalan, ‘Dek ayo makan ramen’, gitu,” ucapnya.
Baca Juga: Standar Keamanan Tak Sesuai, Dokumen Pendirian Gedung Terra Drone Diperiksa Kemendagri
Sebagai anak bungsu, ia sering berbagi cerita pribadi dengan almarhumah.
“Kalau ngobrol life update aja. Karena kami punya jarak umur yang jauh. Yang terkesan itu saya waktu kecil sering diajarin ngaji. Orangnya pendiem, sama tahajud,” tuturnya.
Sehari sebelum kejadian, Alfito tidak merasakan firasat. Ia menyebutkan, hubungan mereka berjalan seperti biasa.
“Enggak ada firasat sama sekali. Setelah salat Isya, dia cuma gangguin doang, sajadah dilempar ke kepala saya. Terus saya minta dibelikan sepatu basket, terus bercanda-canda kecil,” tuturnya.
Baca Juga: Tragedi Kebakaran Gedung Terra Drone, DPRD DKI Desak Pemprov Jakarta Evaluasi Keselamatan Bangunan
Kini, ia mengaku akan sangat merindukan momen-momen kebersamaan itu.
Assyifa diketahui merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dan baru sekitar satu tahun bekerja sebagai staf pajak atau accounting di perusahaan tersebut.
Menurutnya, kakaknya berangkat kerja menggunakan motor sekitar pukul 08.00 WIB setiap hari. Saat kebakaran terjadi, Assyifa yang bekerja di lantai 3 terjebak di tangga dan tidak bisa turun karena asap yang semakin pekat.
Sebelum dinyatakan meninggal, Assyifa sempat menelpon ibunya.
“Di jam 12.45 dia menelepon ibu saya, bilang minta maaf. Sekadar minta maaf dan pamitan. Setelah itu udah enggak bisa dihubungi, tapi nomornya centang dua, cuma enggak bisa dihubungi lagi,” ungkap Alfito.
Ia mengatakan, percakapan di telpon saat itu berlangsung singkat, tanpa penjelasan kondisi yang rinci.
Baca Juga: Kebakaran Maut, Gedung Terra Drone Kemayoran Tidak Penuhi Standar Keselamatan
“Terakhir kali komunikasi dengan mama saya sekadar ditelepon doang. Dan enggak sempat cerita kondisinya gimana,” katanya.
Hingga kini, proses identifikasi jenazah Assyifa masih berlangsung di RS Polri Kramat Jati.
“Saat ini kakak pertama saya, mama, dan saudara lainnya sedang menunggu di RS Polri,” ujarnya. (cr-3)