POSKOTA.CO.ID - Ayu Puspita digerebek oleh ratusan kliennya yang menjadi korban penipuan jasa Wedding Organizer (WO) miliknya.
Ratusan orang tersebut merupakan calon pengantin yang meminta pertanggung jawaban dan mengaku telah ditipu oleh jasa WO tersebut. Situasi sempat memanas, karena para korban tak kunjung mendapat kejelasan terkait uang yang telah mereka bayar kepada Ayu.
Karena situasi yang mulai tidak terkendali, pihak kepolisian yang mendapat laporan langsung mendatangi lokasi untuk meredam kericuhan sekaligus antara korban dengan terduga pelaku.
“Tujuan kami memastikan situasi tetap kondusif dan mencegah tindakan yang dapat merugikan masyarakat maupun menganggu keamanan lingkungan tersebut,” ujar Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Alfian Nurrizal pada Senin, 12 Desember 2025.
Baca Juga: Siapa Ayu Puspita dan Mengapa Viral? Diduga Lakukan Penipuan Skema Ponzi Pernikahan
Pihak kepolisian kemudian mengamankan terduga pelaku untuk menghindari amukan massa. Selanjutnya, terduga pelaku diserahkan ke Polres Metro Jakarta Utara.
Kronologi WO Ayu Puspita
Berdasarkan unggahan video pendek di media sosial khususnya TikTok, Ayu Puspita di datangi para calon pengantin yang sudah menyewa jasanya.
Kasus tersebut langsung viral, dan para korban meminta kejelasan Ayu untuk mengganti dana yang telah ditransfer oleh para calon pengantin.
Berdasarkan informasi dari Kanit Reskrim Polsek Cipayung Iptu Edy Handoko mengatakan bahwa para korban mendatangi tempat Ayu pada Minggu, 7 Desember 2025.
Baca Juga: Viral WO Ayu Puspita Rugikan 230 Pasangan, Dana Rp16 M Dipakai Buat Gaya Hidup Mewah
Kemudian karena korbannya, kini kasus tersebut ditangani oleh Polda Metro Jaya.
“Iya betul kejadian itu, tapi korbannya banyak. Ada yang dari Cileungsi, Bogor, Cimanggis, Bekasi serta ada juga yang datang ke sini (Polsek Cipayung). Karena sudah ada laporan di Polda, korban-korban itu langsung diarahkan ke Polda Metro,” kata Edy.
Edy pun mengatakan keterangan sementara dari para korban, terjadi dugaan penipuan karena terduga pelaku tidak memenuhi janjinya.
Banyak korban mengaku layanan WO ini tidak muncul pada hari H, meski pembayaran telah selesai.
“Menurut korban, mereka merasa ditipu saat sudah mau pelaksanaan. Orangnya tidak ada, itu yang menjadi dasar laporan-laporan masuk,” tutur Edy.
Sementara itu, Ayu yang menjadi terduga pelaku mengakui jika uang dari ratusan kliennya di Jakarta itu digunakan untuk membeli rumah dan jalan-jalan ke luar negeri.
Ayu mengatakan jika manajemen keuangan perusahaannya buruk, sehingga dana klien baru digunakan untuk menutup tanggungan acara sebelumnya.
“Saya menggunakan sebagian dana untuk membayar uang muka rumah, tapi sedang berusaha menjual rumah tersebut untuk mengembalikan uang klien,” ucap Ayu.
Kasus ini memicu sorotoan publik, agar segera ditindaklanjuti oleh pihak berwenang.
Sebagai tambahan informasi, tercatat sebanyak 230 pasangan yang menjadi korban dugaan penipuan dengan kerugian Rp16 miliar.