POSKOTA.CO.ID - Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera dan Aceh kembali menyisakan cerita memilukan.
Aktivis sekaligus influencer Ferry Irwandi membagikan temuan langsung dari wilayah pelosok Langkat, Sumatera Utara, yang kini menjadi salah satu titik pengungsian terbesar di daerah tersebut.
Melalui unggahan Instagram, Ferry menunjukkan bagaimana sekitar 2.000 warga harus bertahan hidup di area rel kereta api, lokasi yang jelas tidak layak dan berbahaya untuk dihuni.
Keputusan terpaksa ini mereka ambil demi menghindari genangan air yang belum surut.
Baca Juga: BNN Genjot Percepatan Pelaksanaan Rencana Aksi Reformasi Birokrasi
Ferry menggambarkan kondisi para pengungsi serba kekurangan. Kebutuhan dasar seperti makanan, penerangan, pakaian hangat, hingga tempat tidur hampir tidak tersedia.
Banyak warga melewati malam dalam gelap, kedinginan, dan tanpa perlindungan tenda yang memadai.
"Di pelosok Langkat kami mengunjungi tempat pengungsian korban bencana yang berisikan 2.000 orang dengan fasilitas sangat minim, dibuat di atas rel kereta api," tulis Ferry di unggahan Instagram terbaru @irwandiferry.
Situasi ini membuat warga semakin rentan, terutama anak-anak dan balita.
Ferry menyebutkan bahwa kondisi di lapangan menunjukkan bayi, anak kecil, dan hewan ternak bercampur dalam satu lokasi, karena keterbatasan ruang.
Hal tersebut meningkatkan risiko kesehatan dan trauma bagi para pengungsi.
"Jangankan makanan, untuk tidur pun mereka kesulitan," ungkapnya.
Tidak hanya meninjau lokasi, Ferry Irwandi turun langsung menyalurkan bantuan hasil penggalangan dana yang mencapai Rp10 miliar.
Baca Juga: Update Terbaru Korban Banjir Sumatra: 836 Meninggal, 518 Hilang, dan 3,3 Juta Jiwa Terdampak
Bantuan tersebut mencakup makanan, selimut, susu bayi, pampers, botol susu, hingga alas tidur.
Ferry juga memastikan penyediaan tenda tambahan agar warga dapat berlindung dari hujan di malam hari.
"Kami menurunkan pax makanan, selimut, pampers, susu, botol susu, dan alas tidur. Tenda tambahan segera kami pasang agar malam ini mereka tidak lagi harus ketakutan dan tidur berhimpit-himpitan," ujarnya.
Selain fokus pada bantuan darurat, Ferry menekankan pentingnya tindakan cepat pemerintah untuk memperbaiki akar masalah.
Baca Juga: Isu Kerusakan Lingkungan Menguat, Toba Pulp Lestari Tepis Semua Tuduhan Terkait Banjir Sumatera
Menurutnya, beberapa tanggul dan bendungan di wilayah Langkat mengalami kerusakan parah akibat banjir, sehingga perlu perhatian segera.
"Bantuan dari pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat diharapkan segera turun. Ada banyak titik bendungan jebol yang harus diperbaiki agar warga bisa pulang ke rumah," tegasnya.
Saat ini, ribuan pengungsi banjir bandang masih menanti uluran tangan dan solusi permanen.
Kondisi darurat ini menjadi pengingat bahwa penanganan bencana bukan hanya soal bantuan logistik, tetapi juga perbaikan infrastruktur jangka panjang agar bencana serupa tidak kembali menghantui warga.