JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - LRT Jakarta yang berjalan melalui enam stasiun mulai dari Pegangsaan Dua hingga Velodrome, saat ini menunjukkan performa yang sangat baik, terutama dari sisi ketepatan waktu dan kualitas layanan.
Direktur Utama PT LRT Jakarta, Roberto Akyuwen, menyampaikan, dengan enam stasiun tersebut, saat ini LRT dapat menembus sekitar 3.579 penumpang per hari.
"Saat ini kita mencapai rata-rata kurang lebih 3.579 orang per hari. Atau per hari ini totalnya sudah mencapai lebih dari 1 juta penumpang," ujar Roberto di Pegangsaan Dua, Jakarta Utara, Rabu, 26 November 2025.
Roberto menegaskan, bahwa pihaknya menargetkan total penumpang LRT pada tahun 2025 ini, mencapai 1,2 juta pengguna.
Baca Juga: Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Capai 80,57 Persen, Ini Tiga Titik yang Jadi Tantangan Utama
"Target kita setiap tahun kurang lebih 1,2 juta, dan InsyaAllah akan tercapai tahun ini," ucap Roberto.
Pada Oktober lalu, ketepatan waktu atau on-time performance mencapai 99,9 persen. Roberto menyebut, pencapaian ini terbilang sangat tinggi untuk layanan transportasi publik.
"Jarang penyedia layanan transportasi publik bisa mencapai on-time performance 99,9 persen, Itu relatif jarang. Barangkali karena rute kita memang masih pendek, sehingga kita bisa presisi. Bahkan di waktu-waktu tertentu pencapaian ketepatan waktu kita 100 persen," ungkap dia.
Selain itu, dikatakan Roberto, nilai Standar Pelayanan Minimum (SPM) LRT Jakarta juga berada pada posisi mengesankan, yakni rata-rata 98,1 persen.
"Ini pun sangat baik dan barangkali tertinggi di antara moda transportasi lain," kata Roberto.
Meski begitu, Roberto menjelaskan, tantangan utama LRT Jakarta adalah rendahnya keterisian atau ridership.
Dengan kapasitas maksimal 270 orang per rangkaian dua gerbong, masing-masing 135 orang angka keterisian baru mendekati 10%. Rata-rata hanya sekitar 27 penumpang per perjalanan.
"Keterisiannya baru mendekati 10 persen. Jadi dari kapasitas 270 orang, rata-rata sekitar 27 orang sekali jalan. Sehingga per harinya mencapai angka 3.400-an tadi," kata dia.
Baca Juga: Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Tembus 80 Persen, Target Operasi Agustus 2026
Selain itu, Roberto juga menyoroti kondisi keuangan PT LRT Jakarta yang hingga kini masih sangat bergantung pada subsidi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Ia menjelaskan bahwa sekitar 94 persen pendapatan perusahaan berasal dari subsidi APBD. Sementara itu, kontribusi tiket hanya 2 persen akibat tarif yang sangat terjangkau, yakni Rp5.000 untuk semua jarak, dan pendapatan non-tiket sekitar 4 persen dari iklan, sewa lahan, dan kerja sama dengan vendor.
"Kita harapkan dengan penambahan rute Manggarai dan rute-rute berikutnya, ketergantungan terhadap subsidi dapat berkurang signifikan," ungkap dia. (cr-4)